Jumat, 13 November 2009

ANALISIS STRUKTURAL “SAJAK PUTIH”

SAJAK PUTIH


Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda


Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

meriak muka air kolam jiwa.

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku


Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah


Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita mati datang tidak membelah…

(DCD, 1959:19)



  1. Ide Kesatuan (The Idea Wholeness)

Dalam menganalisis sajak di atas tiap baitnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena sajak merupakan satu kesatuan yang bulat baris demi baris saling berhubungan membentuk satu arti yang utuh. Prosedur analisis dapat diakukan dengan memahami puisi secara keseluruhan terlebih dahulu kemuduan menganalisis perbagiannya.

Baris pertama bait di atas dapat diartikan setelah dikaitkan dengan baris berikutnya. Ada saling keterkaitan antara kau depanku bertudungt sutra senja dengan baris berikutnya dan baris pertama. Kesemua barus pada bait pertama menjelaskan tentang sikau yang berada di depan siaku.

Dalam bait berikutnya masih menjelaskan suasana emosi si aku yang dalam pengertiannya tidak bisa dilepasa dari bait sebelumnya. Dan dalam dadaku memerdu lagu menarik menari seluruh aku merupakan suatu kondisi yang masih berhubungan dengan adanya Kau di depan aku pada bait pertama. Karena lagu mernu yang membuat seluruh jiwanya menari itu disebabkan karena adanya kau di depan aku.

Bait-bait berikutnyapun tak dapat dilepas dari pertemuan di suatu senja itu yang bisa menumbuhkan harapan dan semangat si aku. Kesemua larik dan bait menjelaskan tentang rentetan kejadian yang merupakan sebab akibat. Satu sebab kemudian mengakibatkan yang lain begitu juga akibat tersebut akan menjadi sebab yang lain pula. Intinya keseluruhan puisi di atas menjelaskan tentang pertemuan si kau dan si aku dalam puisi tersebut. Sehingga perlu dianalisis secara keseluruhanya agar pengertian yang ditangkap tidak putus-putus.


  1. Ide Transformasi

Suatu puisi merupakan ide transformasi yang disuguhkan penyairnya. Hal itu mengandung arti bahwa struktru puisi tersebut tidaklah statis. Struktur itu bisa dirubah kedalam struktur baru dengan prosedur transformasional. Dengan menggunakan prosedur transformasi iniakan mempermudah analisis yang dilakukan.

Dalam baris kedua Kau depanku bertudung sutra senja, memiliki srtuktur kalimat: subyek-predikat-keterangan. Kau duduk di depanku pada suatu sore. Kata kau bisa dirubah menjadi gadis dan aku bisa diganti dengan nama pengarangnya yaitu Chairil. Sehingga bisa menjadi gadis duduk di depan Chairil pada suatu senja. Pada intinya gadis atau kau tetap menjadi subjek pada kalimat tersebut.

Selain itu sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba dapat ditransformasikan menjadi : tiba-tiba menjadi sepi seperti pada waktu malam hari saat kitasedang berdoa. Dan dalam dadaku memerdu lagu, menarik menari seluruh aku kalimat ini dapat dirubah menjadi: lagu merdu di dalam dadaku membawa seluruh jiwa dan badanku ikut menari.

Ada pintu terbuka di hidup si aku. Selama masih ada gadis yang menengadahkan mukanya. Selama ada kau darah ini akan tetap mengalir walau luka. Walau kematian datang antara kau dan aku takkan berpisah.dalam menganalisis puisi meang perlu diadakan prosedur transformasi agar tidak diperolah arti secara kaku.


  1. Ide Pengaturan Diri Sendiri (Self-Regulation)

Suatu puisi mempunyai struktur yang bisa mengatur dirinya sendiri. Sehingga untuk mengetahui arti struktur dalam puisi tidak memerlukan pertolongan dari luar dirinya untuk mensahkan prosedur transformasinya .

Dalam melakukan prosedur transformasi tidak perlu menghubungkan hal itu dengan hal lain yang ada diluar puisi itu. Karena setiap unsur dalam puisi sudah mempunyai struktur sendiri. Sehingga dalam kalimat: kau depanku bertudung sutra senja, kata kau tetap berfungsi sebagai subyek walau dirubah ke dalam bentuk gadis duduk di depanku pada suatu senja. Setiap unsur yang mempunyai fungsi sendiri tidak bisa dirubah karena fungsinya ditentukan oleh letaknya dalam struktur itu. Jadi apabila kita melakukan transformasi, tak boleh melakukan perubahan fungsi kata tersebut dalam strukturnya.

Dari rangkaian ide tersebut kita dapat menganalisis maknanya setelah bisa memahaminya secara keseluruhan sajak dan melakukan prosedur tranformasi tanpa melakukan perubahn fungsi struktur.

Disuatu senja kau duduk di depanku, dan bersandar pada suasana yang penuh dengan warna-warni pelangi. Dalam matamu yang hitam terlihat bunga mawr dan melati. Sedang rambutmu yang harum ditiup angin seperti bergelutan bersenda gurau.

Tiba-tiba suasana menjadi sepi, seperti malam saat kita sedang berdoa. Kesepian ini membuat jiwaku bergerak seperti halnya permukaan air kolam yang beriak ditiup angin. Di dalam keadaan itu, di dadaku terdengar lagu yang merdu. Sehingga seluruh jiwa dan badanku seakan ikut menari.

Aku merasakan dalam hidupku ada pintu terbuka yang membuka banyak kemungkinan, selama kau masih menengadahkan muka padaku. Darahku akan terus mengalir walau dalam duka asal kau tetap ada. Sampai kematian datang kita tak kan berpisah.

Dari pemaknaan di atas kita akan lebih mudah mengadakan analisis secara eksplisit tentang puisi tersebut.




Tidak ada komentar:

Searching