Jumat, 13 November 2009

Analisis Teks AYO BELAJAR KARAWITAN BERSAMA PPST KOTA MALANG

  1. Karangan persuasi

AYO BELAJAR KARAWITAN BERSAMA PPST KOTA MALANG

Kita seing mendengar bunyi-bunyi alat tradisional Jawa atau yang lebih akrab disebut karawitan baik itu di televisi, ataupun mendengar secara langsung. Namun, apakah kita hanya sebatas mampu mendengarkan saja? Tentu tidak. Sebagai ‘pemilik’ dari kesenian tersebut, alangkah lebih baiknya bila kita mampu memainkannya. Musik yang mengalun dari alunan gamelan dalam karawitan memang indah. Tetapi kita akan mendapatkan kepuasan sendiri bila kita dapat memainkannya.

Apakah tak miris hati kita ketika mendengar bahwa seni karawitan lebih diharagi di Negara kita daripada di negeri kita sendiri? Padahal, karawitan adalah musik asli Indonesia. Tak terdorong kah hati kita ketika melihat antusiasme turis mancanegara terhadap musik karawitan? Karawitan bukanlah hal yang kuno dan tak produktif. Karawitan dapat mendatangkan banyak manfaat bagi kita. Mulai dari segi financial, kepuasan batin, penyaluran kreativitas, sampai ketenaran. Dan kesemua hal tersebut dapat kita dapatkan bila kita mau belajar karawitan.

Tak perlu bersusah payah membeli seperangkat gamelan yang banyak jenisnya dan sudah pasti mahal harganya. Kita bisa bergabung dengan berbagai sanggar yang mempunyai perangkat gamelan lengkap. Salah satunya adalah Pauyuban Peminat Seni Tradisi (PPST) kota Malang. Tinggal mengidi formulir pendaftaran dan kita sudah bisa bergabung. Belajar karawitan tidak susah kok, kita tinggal mengikuti perintah dari pelatih saja. Bahkan bila sudah lancar, kita tinggal mengikuti irama musik dengan perasaan kita.

Apalagi yang menghalangi kita untuk belajar karawitan? Semuanya serba mudah dan tak perlu keahlian. Kita hanya tinggal membangun kesadaran dan minat terhaap seni karawitan ini. Karena itu, tak perlu ragu lagi. Segeralah bergabung dengan sanggar PPST yang memiliki asuhan langsung dari pemerintah provinsi Jawa Timur. Hanya dengan membayar biaya formulir sebesar lima ribu rupiah, kita bisa lagsung belajar karawitan.

Bila sudah mencapai tarafnya, kita akan mendapatkan banyak ‘job’. Undangan untuk mengisi berbagai tawaran akan datang dengan sendirinya. Baik itu dari pemerintah maupun dari instansi non pemerintah. Dan otomatis, kita bisa mendapatkan uang dari permainan kita. Sambil melesatrikan budaya bangsa, kita juga bisa mendapatkan penghasilan lho. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo belajar karawitan bersama PPST kota Malang.



ANALISIS TERHADAP PARAGRAF-PARAGRAF YANG TERDAPAT DALAM KARANGAN PERSUASI BERJUDUL “AYO BELAJAR KARAWITAN BERSAMA PPST KOTA MALANG”

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan persuasi, sebab:

  • Mengarahkan pembaca untuk melakukansesuatu atau mnegarahkan pembaca kepada suatu sikap tertentu

  • Berusaha mencapai persetujuan antara kehendak penulis dengan pembaca. Kehendak yang dimaksudkan adalah keinginan untuk menyetujui bahwa belajar karawitan itu mudah.

  • Merupakan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Penulis ingin meyakinkan pembaca supaya mau bergabung dengan PPST kota Malang untuk belajar karawitan.

  • Menggunakan alat pengembangan persuasi yaitu bahasa, detail, organisasi dengan cara penonjolan


Apabila ditelaah dari masing-pasing paragraf, maka didapatkan lima analisa.

  1. Analisa terhadap paragraf pertama

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf ini merupakan jenis paragraf pembuka, karena:

  • Merupakan pengantar menuju permasalahan yang akan dibahas, yaitu tentang karawitan.

Ditunjukkan oleh kalimat.

  • Menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

Ditunjukkan pada kalimat (3) dan (4) yang menguraikan tentang musik dan kesenian karawitan.

  • Tidak terlalu panjang.

Paragraf pertama tidak terlalu panjang apabila dibandingkan dengan paragraf lain. Paragraf pertama hanya memiliki 5 kalimat yang pendek-pendek sehingga tidak membosankan.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf menyebar karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf logis klimaks, karena dalam paragraph tersebut didahului dengan menguraikan hal-hal yang tingkatannya rendah, kemudian berangsur-angsur naik ke hal yang tingkatannya tinggi.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf persuasi karena paragraf tersebut berisikan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (2), (3), (6) yang menguraikan kemudahan juka ingin dari belajar karawitan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu juga diperkuat pada kalimat (4) dan (5) yang kesemuanya mengajak pembaca untuk bergabung belajar karawitan.


  1. Analisa terhadap paragraf kedua

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf kedua merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan yaitu tentang berbagai hal tentang karawitan yang mampu membangkitkan semangat dan kemauan untuk belajar karawitan. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (3), (5), dan (6)

  • Analisa masalah yang sedang dibahas. Dalam paragraf tersebut terdapat analisa masalah dalam kalimat (3) dan (2) yang menganalisis tentang musik karawitan yang begitu dihargai di luar negeri.

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf mempunyai hubungan dengan paragraf sebelumnya secara logis. Kelogisannya terletak pada konsistensi dalam membahas tema yaitu tentang karawitasn dengan segala faktor-faktornya.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf kedua merupakan jenis paragraf induktif karena letak pikiran utama ada pada kalimat (6) dan (7) yang terdapat di akhir paragraf.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf kedua merupakan jenis paragraph logis antiklimaks karena diawali dengan penguraian hal-hal yang kedudukannya lebih tinggi dan berangsur-angsur ke tingkatan yang lebih rendah.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf kedua merupakan jenis paragraf persuasi karena paragraf tersebut berisikan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (2), (3), (6) yang menguraikan kemudahan jika ingin dari belajar karawitan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu juga diperkuat pada kalimat (4) dan (5) yang kesemuanya mengajak pembaca untuk bergabung belajar karawitan.


  1. Analisa terhadap paragraf ketiga

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan yaitu tentang cara belajar karawitan, salah satunya dengan ikut bergabung dalam sanggar yang ditunjukkan oleh kalimat (2) dan (3).

  • Analisa masalah dalam paragraf diatas yang menganalisa tentang kemudahan dalam belajar karawitan.

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf mempunyai hubungan dengan paragraf sebelumnya secara logis. Kelogisannya terletak pada konsistensi dalam membahas tema yaitu tentang ajakan untuk belajar karawitan.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf menyebar, karena letak pikiran utamanya menyebar ke beberapa tempat.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf logis klimaks, karena penyampaiannya dimulai dari hal-hal yang tingkatannya rendah, seperti dalam kalimat (1), (2), (3). Dan kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang tingkatannya tinggi seperti dalam kalimat (4) dan (5), lalu sampailah pada kalimat yang palin tinggi kedudukannya yaitu kalimat (6).

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf persuasi karena paragraf tersebut berisikan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (2), (3), (6) yang menguraikan kemudahan juka ingin dari belajar karawitan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu diperkuat kalimat (4) dan (5) yang semuanya mengajak pembaca untuk bergabung belajar karawitan.








  1. Analisa terhadap paragraf keempat

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan yaitu tentang ajakan untuk belajar karawitan yang ditunjukkan pada kalimat (2), (3), dan (4).

  • Analisa masalah ditunjukkan dengan pembahasan tentang berbagai kemudahan untuk belajar karawitan.

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf keempat berhubungan secara logis dengan paragraf sebelumnya. Kelogisannya terletak pada konsistensi setiap paragraf dalam mengembangkan tema yaitu mengenai ajakan untuk belajar karawitan bersama PPST kota Malang.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf deduktif karena letak pikiran utama terletak pada awal paragraf yaitu pada kalimat (1) dan (2).

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf logis antiklimaks, karena paragraf tersebut dimulai dengan pengungkapan gagasan tertinggi dan berangsur-angsur menurun sampai gagasan yang paling rendah. Gagasan tertinggi terletak pada kalimat (1) dan (2) sedangkan gagasan terendah terletak pada kalimat-kelimat berikutnya.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf persuasi karena paragraf tersebut berisikan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (2), (3), (6) yang menguraikan kemudahan juka ingin dari belajar karawitan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu juga diperkuat pada kalimat (4) dan (5) yang kesemuanya mengajak pembaca untuk bergabung belajar karawitan.


  1. Analisa terhadap paragraf kelima

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf penutup karena terdapat penegasan mengenai hal yang penting, yaitu pada kalimat (4) dan (5) yang mengaskan akan pentingnya karawitan dan ajakan untuk belajar karawitan bersama PPST kota Malang.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf induktif, karena letak pikiran utama terletak pada kalimat (5) dan (6) yang terdapat di akhir paragraf. Kalimat (5) dan (6) mempunyai ide pokok yang membawahi semua uraian pada kaimat sebelumnya.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf logis induksi, karena paragraf tersebut menguraikan ide-ide bawahan terlebih dahulu kemudian diikuti ide pokok. Ide-ide bawahan terdapat dalam kalimat (1), (2), (3), dan (4). Sedangkan ide pokoknya terdapat dalam kalimat (5) dan (6).

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf persuasif karena paragraf tersebut berisikan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis. Hal ini dibuktikan dalam kalimat (1), (3), (4) yang menguraikan kelebihan dar belajar karawitan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu juga diperkuat pada kalimat (5) dan (6) yang kesemuanya mengajak pembaca untuk berabung dengan PPST kota Malang.

Tidak ada komentar:

Searching