Jumat, 13 November 2009

Fonology ?

A.Penjelasan

Secara keseluruhan artikel berjudul A Rule of English membicarakan tentang pengucapan huruf vocal ke dalam bahasa Inggris.

1.English speakers pronounce vowels either with the velum closed (oral) or with the velum open (nasal). (pengucapan huruf vocal penutur bahasa Inggris dilakukan dengan velum yang tertutup (oral) atau dengan velum terbuka (nasal)).
Penjelasan:
Pernyataan ini mengungkapkan tentang bagaimana pengucapan huruf vocal penutur bahasa Inggris dengan (oral) velum tertutup atau (nasal) velum terbuka yang dapat dicontohkan pada saat velum terbuka seperti pada pengucapan kata “man” [mæ.n], dan pada volum penutur tertutup pada proses pengucapan kata “bat” [bæt] namun, yang terpenting adalah bahwa penutur Bahasa Inggris merasa kata “man” dan “bat” memiliki huruf vocal yang sama, yaitu bahwa penutur Bahasa Inggris mengabaikan perbedaan nasalisasi antara kedua kata tersebut, karena mereka menganggap bahwa perbedaan dalam nasalisasi ini tidak begitu penting untuk mengenali kata dalam ingatan mereka.

2. English speakers believe that there are no basal vowels in English, at least for the purpose of memorizing words.
(Penuturan bahasa Inggris mengira bahwa tidak ada huruf vocal nasal dalam Bahasa Inggris, setidaknya untuk tujuan mengingat kata).
Penjelasan:
Dalam pernyataan diatas dijelaskan bahwa penuturan bahasa Inggris mengira tidak ada huruf vocal nasal dalam Bahasa Inggris, setidaknya yang bertujuan mengingat kata. Alasannya karena huruf vocal nasal dalam Bahasa Inggris dapat diprediksikan. Dalam bahasa Inggris, huruf vokal nasal hanya terjadi sebelum huruf konsonan nasal. Oleh karena itu, [nasal] adalah dapat diprediksikan untuk huruf vokal bahasa Inggris dan ditentukan oleh aturan pengucapan:
a.Huruf vokal menjadi nasal ketika konsonan nasal merta mengikuti di belakangnya.
b.[ vokal] [ nasal ]/-[nasal, konsonan]

3.Some languages like to alternate consonants and vogues.
(beberapa bahasa sama-sama mempunyai huruf konstan dan vokal yang saling berganti).
Penjelasan:
Pernyataan diatas, mengungkapkan bahwa dalam bahasa tersebut memiliki huruf vokal dan konsonan yang saling berganti. Karena bahasa-bahasa ini tidak membiarkan rangkaian konsonan saja atau rangkaian huruf vokal saja. Dan dalam hal ini terdapat dua kemungkinan respon suatu bahasa yang dapat membuat rangkaian yang tidak diinginkan, yang pertama adalah untuk merubah satu bunyi melalui suatu aturan yang disebut dengan huruf vokal nasal bahasa Inggris. Huruf vokal oral tidak boleh diikuti oleh huruf konsonan nasal, sehingga vokalnya dapat diubah menjadi nasal. Respon yang lain adalah untuk menyederhanakan larangan urutan dari kata ketika mereka dimasukkan dalam ingatan.
















B.Komentar

Dalam artikel tersebut banyak diuraikan tentang pendapat-pendapat dan gagasan-gagasan yang mana sangat menarik untuk diberi komentar. Berikut ini beberapa komentar mengenai pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam artikel tersebut:

1.Kualitas teori
Teori-teori dan pendapat-pendapat yang tercantum dalam artikel tersebut sangat sederhana dan mudah dipahami. Karena dalam menyampaikan pendapat tidak berputar-putar dan langsung dalam pokok permasalahannya.

Ada juga terdapat contoh-contoh yang semakin memperjelaskan dari pendapat-pendapat dan teori-teori itu sendiri. Selain itu, dalam artikel tersebut diatas banyak terdapat teri-teori yang sangat baik dan signifikan.

Meskipun sebagian teori yang disampaikan dalam artikel tersebut sudah banyak dimengerti oleh kalangan linguis, teori-teori yang disampaikan sangat membantu bagi seorang pelajar untuk mengawali pengkajian tentang bunyi bahasa.


2.Keakuratan data
Data-data yang terdapat dalam artikel tersebut memang cukup akurat. Meskipun ditulis dalam bahasa Inggris, namun kebenaran isinya memang benar adanya. Karena itu dari data-data yang disampaikan juga diberi contoh yang semakin menguatkan data tersebut.

Dan sampai sekarang teori-teori yang dipaparkan masih dipakai oleh kalangan linguis. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam menulis artikel tersebut juga tidak terlalu sulit, sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami maksud yang disampaikan dalam artikel ini.


3.Kedalaman pembahasan
Kedalaman pembahasan dalam artikel ini cukup mendalam dan mudah dimengerti. Dimana artikel ini membahas tentang pengucapan huruf vokal penutur bahasa Inggris dilakukan dengan velum yang tertutup (oral) dan dengan velum terbuka/ nasal.

Seperti yang dicontohkan pada velum terbuka pada pengucapan kata ”man” [mæ n] sebaliknya pada velum penutur tertutup pada proses pengucapan kata ”bat” [bæt] namun yang terpenting adalah bahwa penutur bahasa Inggris ,erasa bahwa kata “man” dan “bat” memiliki huruf vocal yang sama, yaitu bahwa penutur bahasa Inggris mengabaikan perbedaan nasolisasi antara kedua kata tersebut.

Dalam uraian diatas, meskipun diterangkan secara singkat, namun kita dapat mengetahui dengan jelas perbedaan pada pelafalan pada (oral) velum yang tertutup dan (nasel) yaitu dengan velum terbuka.

4.Ketuntasan masalah
Dalam permasalahan yang ada dalam artikel tersebut, maka penjelasan dari pernyataan-pernyataan yang diikuti dengan contoh-contohnya sangat berpengaruh dalam tuntasnya masalah yang dibahas.

Dan dalam artikel ini cukup jelas dan tuntas masalah yang dipaparkan. Karena masalah yang dijelaskan cukup jelas dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan yang cukup akurat dan contoh-contoh yang saling melengkapi dari masalah yang dibahas.








C.Simpulan
Dari berbagai penjelasan dan komentar yang telah diurakan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti di bawah ini:
Dalam pernyataan ini mengungkapkan tentang bagaimana pengucapan huruf vokal penutur bahasa Inggris dengan velum tertutup (oral) dan velum terbuka (nasal).
Penutur bahasa Inggris mengira tidak ada huruf vokal nasal dalam bahasa Inggris, setidaknya yang bertujuan mengingat kata.
Hal ini dikarenakan huruf vokal nasal dalam bahasa inggris dapat diprediksikan dalam bahasa Inggris, huruf vokal nasal hanya terajadi sebelum huruf konsonan nasal.
Oleh sebab itu, [nasal] dapat diprediksikan untuk huruf vokal dalam bahasa Inggris, dan ditentukan oleh aturan pengucapan huruf vokal menjadi nasal ketika konsonan nasal serta merta mengikuti dibelakangnya dan [vokal][nasal] / [nasal, konsonan].
Bahwa dalam beberapa bahasa tertentu memiliki huruf vokal dan konsonan yang saling berganti.
Hal ini dikarenakan bahasa-bahasa ini tidak membiarkan rangkaian konsonan saja atau rangkaian huruf vokal saja.
Terdapat dua kemungkinan respon suatu bahasa dapat membuat rangkaian yang tidak diinginkan. Diantaranya adalah untuk merubah satu bunyi, melalui sautu aturan yang disebut dengan huruf vokal nasal bahasa Inggris. Huruf vokal oral tidak boleh dikuti oleh huruf konsonan nasal, sehingga vokalnya diubah menjadi nasal. Respon yang lain adalah untuk menyederhanakan larangan urutan dari kata ketika mereka dimasukkan dalam ingatan.
Pernyataan-pernyataan yang diikuti dengan contoh-contoh yang mendukung sangat berpengaruh dalam tuntasnya masalah yang dibahas, dimana masalah yang dijelaskan cukup jelas dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan yang cukup akurat dan contoh-contoh yang dilengkapi dari masalah yang dibahas.



A.Penjelasan
Dalam artikel yang berjudul ”Phonology the study speech sounds” ini banyak sekali dijelaskan teori dan gagasan-gagasan mengenai tentang ilmu fonologi. Berikut ini beberapa penjelasan dari gagasan-gagasan yang dikemukanan dalam artikel.

1.Man is distinguished from the other primates by having the opparatus to make the sounds of speech.
(Manusia dibedakan dari golongan tertinggi oleh perlengkapan untuk menciptakan bunyi dari kemampuan berbicara).
Penjelasan:
Dalam pernyataan ini, dijelaskan bahwa manusai memang merupakan makhluk atau golongan yang paling tinggi yang memiliki perlengkapan yang canggih untuk menciptakan sautu bunyi atau bermacam-macam bunyi dari kemampuan berbicaranya. Akan tetapi dari kita sendiri kebanyakan kurang mengerti tentang organ yang menghasilkan bunyi ini. Secara sederhana kita dapat berpikir bagaimana kita menggunakan lidah kita, gigi, dan bibir untuk merubah suara. Maka dari itu kita harus bisa memanfaatkan organ ini sebaik-baiknya untuk menghasilkan bunyi agar bisa berkomunikasi dengan baik.

2.A few people have the obility to interpret most of a speaker’s utterrances from lip-reating.
(Sedikit orang mempunyai kemampuan menerjemahkan dengan cara memahami kata-kata orang hanya dengan melihat gerak bibirnya)
Penjelasan:
Maksud dari penyataan diatas adalah bahwa tidak banyak orang yang memiliki kemampuan dalam menerjemahkan biasanya gerakan bibir tidak sama dengan bunyi pelafalannya, apalagi kalau alat ucap orang tersebut cacat atau tidak sempurna, kita pasti sulit untuk menangkap bunyi yang diucapkannya.

3.The funda mental unit of grammar is a morpheme. A basic unit of written languange is a grapheme. And the basic unit of saound is a phoneme.
(Bagian pokok dalam tata bahasa adalah morfem. Dasar kesatuan dalam penulisan bahasa adalah sebuah grafis. Dan dasar kesatuan dari suara adalah bunyi).
Penjelasan:
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pokok dalam tatabahasa adalah morfem, karena dengan adanya morfem kita dapat mengetahui susunan bahasa yang baik. Selain itu dasar kesatuan dalam suatu penulisan bahasa adalah dengan grafis. Grafis sangat penting dalam penulisan bahasa karena apabila grafis yang digambarkan atau dituliskan salah, maka maknanya pun juga salah atau berbeda. Dan kesatuan dari suara adalah bunyi dikarenakan bunyi adalah suatu getaran yang kita dengar melalui alat pendengar kita. Akan tetapi hal ini agak mengkhawatirkan karena apabila kita salah menangkap dang mengartikan bunyi maka kita pasti akan sulit juga memahami apa dari arti bunyi tersebut. Sehingga disini konsentrasi dan kepekaan alat dengar kita sangat dipentingkan.

4.A phoneme is a speech sound that helps us construct meaning.
(sebuah fonem adalah bunyi yang menolong kita membangun sebuah arti).
Penjelasan:
Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa sebuah fonem memiliki sebuah arti. Akan tetapi jika kita mengganti dengan bunyi lain maka artinya pun juga lain atau dengan kata lain kita mendapat arti abru atau mungkin malah tidak berarti sama sekali. Sebagai contoh inisial konsonan (r) pada kata ”rubble” akan memiliki arti yang berbeda jika inisial konsonannya diganti (h0 dan menjadi ”hubble”.








B.Komentar

Secara keseluruhan, dalam artikel tersebut telah banyak diuraikan tentang pendapat-pendapat atas gagasan mengenai ilmu fonologi yaknipembelajaran tentang sistem bunyi, dimana hal ini sangat menarik untuk dikomentari. Berikut ini beberapa komentar tentang pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam artikel.

1.Kualitas Teori dan Gagasan.
Dari teori dan gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam artikel tersebut cukup jelas dan cukup mudah dipahami. Dalam artikel tersebut diatas banyak termuat teri-teori yang sangat baik dan signifikan.

Meskipun sebagian teori yang disampaikan dalam artikel tersebut sudah banyak dimengerti oleh kalangan linguis, teori-teori yang disampaikan juga sangat membantu bagi mahasiswa untuk mempelajari pengkajian tentang bunyi bahasa.

Akan tetapi dalam menyampaikan teori dan gagasan terlalu bertele-tele karena kita selalu diajak berputar-putar terlebih dahulu sebelum masuk kedalam inti yang dibahas. Sehingga kita perlu banyak waktu untuk memahami teori dan gagasan yang disampaikan.


2.Keakuratan Data
Dari data-data yang disampaikan dalam artikel ini sudah cukup akurat. Meskipun data-data yang terdapat dalam makalah merupakan adopsi dari bahasa inggris, akan tetapi data tersebut masih dapat dimengerti,

Meskipun dalam penyampaiannya terlalu berputar-putar, namun keakuratan datanya memang benar sesuai kenyataan. Akan tetapi lebih akurat lagi apabila data-data yang terdapat dalam artikel disertai dengan contoh-contoh yang mendukung, sehingga lebih mudah oleh pembaca.

3.Kedalaman Pembahas
Dalam artikel ini, kedalaman pembahasnya sudah cukup mendalam dan mudah dipahami. Akan tetapi seperti yang sudah disampaikan diatas , bahwa pembahasan masalah akan lebih mendalam apabila didukung dengan contoh-contoh untuk lebih memperjelas teori atau gagasan yang dibahas.

Seperti yang diungkapkan pada pernyataan ini:
”A phoneme is a speech sound that helps us construct meaning. That is, if we replace it with another sound (where is this possible) we get a new meaning or ameaning at all.”

” Sebuah fonem adalah bunyi yang menolong kita sebuah arti. Jika kita mengganti dengan bunyi lain, kita mendapat sebuah arti baru atau tidak berarti sama sekali.”

Dimana maksud dari pernyataan ini adalah fonem memiliki sebuah arti, akan tetapi hal itu bisa berubah arti apabila diganti dengan bunyi/ fonem yang lain. Yang mana hal ini bisa menghasilkan makna baru atau mungkin malah tidak ada artinya sama sekali.

Dan sebaiknya dalam pernyataan ini disertai dengan contoh-contoh yang bisa lebih memperjelas kedalaman pembahasan, sehingga pembaca lebih mudah dalam memahami maksud yang disampaikan.

4.Ketuntasan Masalah
Sebenarnya, apabila dalam teori-teori atau gagasan yang disampaikan disertai dangan contoh-contoh yang bisa memperkuat teori atau gagasan, maka masalah yang dibahas bisa terpecahkan dengan tuntas.

Karena saya merasa dalam artikel tersebut dalam menguraikan dan memecahkan masalah kurang tuntas dan memuaskan. Karena masalah yang dibahas pembahasannya banyak yang ” melompat-lompat ” dan tidak dibahas secara tuntas. Sehingga pembaca merasa belum puas dalam pemecahan masalahnya.





























C.Simpulan

Dari berbagai penjelasan mengenai teori-teori dan pernyataan diatas,
Juga tentang komentar-komentar yang telah dijelaskan, maka dapat saya tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Dalam artikel ini banyak mengupas tentang pelafalan sistem bunyi dari bahasa. Dimana sebuah area luas dari teori bahasa dan sulit untuk dilakukan pada pembelajaran bahasa yang umum dari pada sebuah pengetahuan apa yang dimaksudkan.

Selain itu dijelaskan bahwa manusia memang merupakan makhluk atau golongan yang paling tinggi yang memiliki perlengkapan untuk menciptakan suatu bunyi atau pun bermacam-macam bunyi dan kemampuan berbicara.

Morfem merupakan pokok dalam tata bahasa karena dengan adanya morfem kita dapat mengetahui susunan bahasa yang baik sehingga kita tidak bersalah dalam mengartikan maknanya. Selain itu grafis merupakan dasar kesatuan dalam suatu penulisan bahasa karena apabila grafis yang digambarkan atau yang dituliskan salah, maka maknanya pun juga salah atau berbeda. Dan kesatuan dari suara adalah bunyi karena bunyi merupakan suatu getaran atau suara yang kita dengar melalui alat dengar kita. Dan apabila kita salah dalam menangkap bunyi tersebut, maka kita juga akan salah dalam menerjemahkan artinya.

Sebuah fonem memiliki sebuah arti, akan tetapi jika mengganti atau menambah dengan bunyi atau fonem yang lain maka maknanya pun juga akan berbeda bahkan mungkin tidak memiliki arti atau makna sama sekali.

Dari pernyataan teori dan gagasan-gagasan yang terdapat dalam artikel tersebut sudah cukup mudah dimengerti akan tetapi lebih baik lagi apabila dalam pembahasannya langsung ke pokok pembahasannya. Dan lebih baik lagi apabila dilengkapi dengan contoh-contoh yang mendukung dari gagasan-gagasan tersebut supaya pembaca pembaca dapat lebih mudah memahami maksud yang disampaikan.





























A.Penjelasan

Secara keseluruhan artikel berjudul ” what is phonology?” memberikan penjelasan secara garis besar terhadap “Apa yang dimasud dengan Fonology?”, dalam artikel ini terdapat beberapa poin dan gagasan yang menjelaskan tentang fonologi. Baik berupa teori, pendapat, maupun analisis. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing gagasan yang terdapat dalam artikel.

1.Phonology is the study of the sound system of language.
(Fonologi adalah sebuah studi yang mempelajari system bunyi bahasa)
Penjelasan:
Dalam pernyataan ini, diungkapkan bahwa fonologi mempelajari tentang bunyi bahasa. Fonologi mempelajari dan mengatur tata bahasa mulai dari lambang hingga cara pelafalan lambang bunyi tersebut. Misalnya lambang [] dilafalkan [ng] dan [] dilafalkan [ny]

2.Man is distinguished from the other primates by having the apparatus to make the saunas of speech.
(Manusia dibedakan dari kelas yang lain dengan mempunyai alat untuk menghasilkan bunyi suara atau ajaran).
Penjelasan:
Dalam pernyataan ini dijelaskan nahwa manusia dapat menghasilkan ajaran dengan cara meniup udara atau bernapas dan menggetarkan pangkal tenggorokan yang kemudian menggunakan lidah, bibir maupun gigi untuk memodifikasi bunyi yang kahirnya dapat mengujarkan lambang bunyi yang dapat diterima dan dipahami oleh lawan bicara.

3.As linguists have become aware of more and more languages, many with sounds never heard in English, they have tried to create a comprehensive set of symbols to correspond to fractures of sound-vowels, consonants, clicks and geotactic sounds and non-segmental or supra segmental features, such as stress and tone.
(Sebagai ahli bahasa sudah menjadi sadar akan semakin banyak bahasa, banyak dengan bunyi serasi tidak pernah yang terdengar di (dalam) bahasa Inggris, mereka sudah untuk menciptakan suatu yang menyeluruh satuan kores pon densi lambing menonjolkan bunyi serasi huruf hidup, vocal, konsonan, klik dan bunyi glottal dan tidak terdiri beberapa bagian atau suprasegmental corak, seperi nada dan tekanan).
Penjelasan:
Bahwa dalam artikel ini dijelaskan mengenai semakin banyak bahasa yang muncul yang jarang terdengar dalam bahasa Inggris. Akan tetapi hal ini segera diatasi dengan menciptakan satuan korespondesni lambang yang menyeluruh yang menonjolkan bunyi serasi seperti vokal, konsonan, klih dan bunyi membedakan buntyi-bunyi bahasa dengan baik, sehingga kita pun juga menjadi mudah dalam menerjemahkan artinya.

4.You may also mender what has happened to the letter x. this is used in English to represent two consonant sounds, those k and s or of k and z.
(Kamu mungkin heran apa yang terjadi untuk huruf x. Ini digunakan dalam bahasa Inggris untuk memiliki dua suara konstanan, yaitu k dan s atau k dan z).
Penjelasan:
Dalam pernyataan diatas diterangkan bahwa huruf x dalam bahasa Inggris mewakili dua suara konsonan yang berbeda, yakni k dan s atau k dan z. Karena dalam transkripsi konetik simbol ini akan digunakan ”vokal” dan ”konsonan” yang masing-masing memiliki du hubungan tetapi berbeda arti dalam bahasa Inggris. Sehingga kita harus benar dan tepat dalam melafalkan bunyi ini, karena apabila salah maka maknanya juga salaha.








B.Komentar

Di dalam artikel ini yang berjudul ”Apa yang dimaksud dengan fonologi?”. menjelaskan tentang beberapa poin dan gagasan tentang fonologi, yang mana akan sangat menarik untuk diberikan komentar tentang pernyataan-pernyataan atau gagasan yang terdapat dalam artikel. Berikut beberapa komentar yang dapat saya uraikan:

1.Kualitas teori yang dikemukakan.
Dari beberapa teori yang dijelaskan dalam artikel ini sudah cukup baik dan mudah untuk dipahami. Selain itu teori-teori dan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan juga tidak perlu lagi diragukan akan kebenarannya. Selain itu, kelebihan dari artikel tersebut adalah penyampaian teorinya yang sangat terperinci.

Karena memang sudah terbukti benar adanya. Akan tetapi lebih baik lagi apabila teori yang dikemukakan langsung pada pokok pembahasannya tidak usah terlalu bertele-tele sehingga pembaca cukup mudah untuk memahami isinya.

2.Kedalaman pembahasan.
Kedalaman pembahasan dalam artikel ini cukup mendalam dan cukup mudah dimengerti. Tetapi dalam pembahasan-pembahasan yang terdapat dalam artikel ini masih banyak kekurangan.

Karena saya tidak melihat contoh-contoh yang disertakan dalam tiap teori atau pembahasannya. Karena mungkin saja apabila disertakan contoh-contoh yang mendukung dari isi teori, maka itu akan semakin memperkuat atau memperdalam dari pembahasan artikel tersebut. Dapat diambil contoh sebagai berikut:

As linguists have become aware of more languages, many with sounds never heard in English., they have tried yo create a comprehensive set of symbols to correspond to features of sound vowels, consonant, cliks and glottalic sounds and non segmental or suprasegmental features, such as strees and tone.
­­
”Sebagai ahli bahasa sudah menjadi sadar akan semakin banyak bahasa, banyak dengan bunyi serasi tidak pernah terdengar di dalam bahasa Inggris, mereka sudah mencobah untuk menciptakan suatu yang menyeluruh satuan korespondensi lambang menonjolkan bunyi serasi huruf vokal, konsonan, klik, dan bunyi glotal dan tidak terdiri dari beberapa bagian atau suprasegmental corak, seperti nada dan tekanan”.

Di sini dijelaskan bahwa semakin banyak bahasa yang muncul dan jarang terdengar dalam bahasa Inggris. Yang selanjutnya diatasi dengan menciptakan satuan kores pondensi lambang yang menyeluruh diantaranya bunyi vokal, konsonan, klik, dan bunyi glotal. Seharusnya dalam pernyataan diberikan sekaligus contoh-contoh yang dapat lebih menjelaskan teori atau pernyataan yang dibahas.

3.Keakuratan data
Seperti yang telah saya jelaskan diatas, bahwa data-data atau poin-poin terpenting yang dibahas dalam artikel ini akan lebih jelas dan lebih akurat lagi apabila disertai dengan contoh-contoh yang mendukung.

Akan tetapi kebenaran data-data yang termuat dalam artikel di atas tidak diragukan lagi, karena data-data yang ada secara garis besar sudah terbukti kebenarannya. Dan sampai sekarang teori-teori yang dipaparkan masih dipakai oleh kalangan linguis.

4.Ketuntasan masalah.
Masalah-masalah yang dijelaskan dalam artikel ini sudah cukup jelas dalam pembahasannya. Akan tetapi, saya merasa masih banyak pertanyaan-pertanyaan / masalah-masalah yang dijelaskan belum sepenuhnya tuntas dibahas.

Karena di dalam pembahsan itu sendiri sering meloncat-loncat kemasalah yang satu ke masalah yang lain atau dengan kata lain sering berputar-putar dalam menjelaskan gagasan dan tidak langsung ke pokok permasalahan, sehingga saya kurang memahami sepenuhnya pembahasan yang dijelaskan.





























C.Kesimpulan

Akhirnya, dari berbagai penjelasan dan komentar mengenai gagasan-gagasan dalam artikel ini, dapat saya berikan beberapa kesimpulan, diantaranya:
Dari artikel yang secara garis besar membahas tentang fonologi yang didalamnya mempelajari tentang bunyi bahasa, kita dapat mempelajari dan mengatur tatabahasa mulai dari lambing hingga cara pelafalan lambing bunyi tersebut.

Makin banyak bahasa yang muncul yang jarang terdengar dalam bahasa Inggris. Akan tetapi hal ini segera diatasi dengan menciptakan satuan korespondasi yang menyeluruh seperti bunyi vocal, konsonan, klik, dan bunyi glottal. Sehingga dengan diciptakannya bunyi-bunyi ini kita dapat membedakan bunyi-bunyi bahasa dengan baik dan lebih mudah menjelaskan artinya.

Kita harus tepat dan benar dalam melafalkan bunyi, karena apabila salah melafalkannya maka akan salah dan berbedah pula maknanya.

Didalam artikel ini sedah cukup baik dalam penjelasan teori-teori maupun gagasan-gagasan, akan tetapi lebih lagi bila disertakan contoh yang dapat membuat data-data atau teori-teori yang dibahas menjadi akurat.










CERPEN “AIR”

Ontologi
Saya adalah seorang wanita metropolis. Dia cenderung menerima apa yang telah menjadi nasibnya. Sebagai contohnya adalah ketika ia mengandung anak dari hasil hubungan gelapnya dengan pacarnya. Ia tidak meminta disahkan ke dalam lembaga pernikahan, bahkan sampai ketika anak itu lahir. Tokoh saya menghendaki kehidupan yang berlalu apa adanya, dan tak mengindahkan sebuah hubungan yang dilembagakan dalam bentuk perkawinan.
Disamping itu, saya juga adalah orang yang bertanggung jawab. Terbukti, ketika ia melahirkan anaknya, dia bertanggung jawab, membesarkan anaknya meskipun pada akhirnya ia ditinggalkan oleh pacarnya yang tak lain adalah ayah dari anaknya.

Epistimologi
Tokoh saya menghadapi semua permasalahan yang dihadapinya dengan pemikiran yang simpel dan tidak berlarut-larut. Mungkin ini karena sikapnya yang cenderung menerima nasib, sehingga ia tak berbelit-belit dalam memutuskan sesuatu yang akan menjadi pilihan hidupnya.
Terbukti ketika ia sudah mempunyai anak, dan pacarnya yang tak lain adalah bapak dari anakitu meninggalkannya, ia tidak menuntut apa-apa. Yang terjadi sekarang adalah, ia sudah mempunyai seorang anak, dan ia harus menjaga dan menghidupi anak itu bagaimanapun caranya.

Aksiologi
Tokoh saya dalam cerita ini menghendaki kehidupan yang layak baginya dan anaknya. Meskipun harus dengan susah payah ia membanting tulang. Apapun ia lakukan demi anaknya. Mengingat posisinya sebagai single parent, ia tak bisa begitu saja lepas dari tanggung jawabnya sebagai orangtua tunggal. Karena itu, walaupun meninggalkan pekerjaannya sebagai SPG, ia berusaha mencari pekerjaan lain. Seberat apapun pekerjaan itu akan ia jalani.
Sempat ia menerima pekerjaan sebagai seorang pemain film. Meskipun harus berangkat pagi pulang malam, ia menjalankannya dengan penuh keikhlasan, demi kehidupan yang layak untuknya dan anak-anaknya.































BORGOL

Ontologi
Dari cerpen “Borgol” ini, saya menemukan 3 tokoh manusia. Yang pertama adalah tokoh ”aku”. Dalam cerpen ini “aku” tidak jelas apa statusnya. Tapi aku memiliki sifat keras dan pemberani. Dalam cerita ini, “aku” berperan menjadi orang yang sangat berani menentang pemerintahan yang ada di negerinya yang dinilainya tidak berpihak pada rakyat. “Aku” berjuang bersama masyarakat yang akhirnya gagal dan kalah demi pemerintah yang kini berhasil memenjarakan “aku” di sebuah neraka.
Tokoh kedua adalah Ibu. Ibu bersifat keras, namun sabar dan penyayang. Ibu selalu setia mengunjungi “aku” di dalam penjara pada setiap Sabtu, walaupun “aku” melarang Ibu untuk berkunjung lagi.
Tokoh ketiga adalah atasan dari “aku”. Atasan adalah seorang laki-laki pengecut yang hanya ikut-ikutan pemirintah yang otoriter.

Epistimologi
Secara epistimologi, tokoh “aku” di definisikan sebagai seseorang yang tak puasdan tak terima dengan pemerintah dinegaranya . Ia memang pemberani namun ia tak dapat menandingi kelicikan pemerintah di negaranya itu. Akhirnya “aku” di tangkap dan di penjarakan di sebuah sel yang kumuh.

Aksiologi
Dalam cerpen “Borgol” tokoh “aku” dijelaskan sebagai seorang pemberontak yang menuntut keadilan dari pemerinth di negaranya. Aku berjuang dengan mengajak serta masyarakat. Namun akhirnya perjuangannya gagal karena kalah dari pemerintah di negaranya. ”Aku” dipenjarakan oleh pemerintah dan akhirnya perjuangannya berakhir di sebuah tiang gantungan.







KETIKA

Ontologi
Dari sebuah cerita berjudul “Ketika”, saya menemukan 2 tokoh manusia. Yang pertama adalah Aku. Aku disini bernama Tuna dan memiliki sifat keras kepala namun penyayan dan rela berkorban. Dalam cerpen ini, Tuna memaksa putus dengan kekasihnya karena Tuna tau bahwa saudara kembarnya yang kini sakit jantung juga mecintai lelaki yang kini menjadi pacar Tuna.Tuna berusaha mengalah dengan cara mundur dan merelakan kekasihnya untuk menjadi milik saudara kembarnya.
Tokoh kedua adalah Reza. Reza merupakan pemuda yang menjadi pacar Tuna yang juga dicintai oleh saudara kembar Tuna. Reza tidak mau putus dari Tuna karena Reza sangat mencintai Tuna. Reza berpendapat walaupun Reza menjadi pacar saudara Tuna yang sakit jantung, sakit jantung saudara Tuna tidak akan berubah karena ia bukanlah obatnya.

Epistimologi
Secara epistimologi, tokoh aku di ceritakan sedangdalam himpitan perasaan yang amat berat. Ia sangat mencintai Reza, namun ia juga tidak tega mlihat saudara kembarnya menderita. Ia tau saudaranya itu tak akan berumur lama lagi, nmun setidaknya di sisa-sisa umurnya yang terakhir, Tuna ingin memberikan kebahagiaan dengan jalan merelakan Reza menjadimilik saudaranya walaupun itu juga cukup berat untuknya.

Aksiologi
Dalam cerpen “Ketika” tokoh “aku” yaitu Tuna dijelaskan sebagai seorang gadis yang sedang dalam posisi yang berat. Ia sangat mencintai Reza kekasihnya. Tetapi ia jauh tak tega lagi melihat saudara kembarnya menderita. Akhirnya dengan berat, Tuna memutuskan Reza dan menyuruh Reza untuk memberikan kebahagiaan pada saudara kembar Tuna yang kini terbaring tak berdaya akibat penyakit jantung yang dideritannya .




KUDAPATKAN YANG TERBAIK

Ontologi
Dari cerita pendek yang berjudul ”Ku dapatkan yang terbaik” saya menemukan beberapa tokoh manusia. Dalam cerita pendek ini saya menemukan tiga tokoh manusia diantaranya ”aku” yaitu seorang wanita yang bernama Maulina Ramadani. Dalam cerita pendek ini, ”aku” memiliki watak sabar, pasrah dan bijak sana. Aku didalam cerpen ini merasa dikhianati oleh kekasih yang telah menjadi tunangannya. ”aku” ditinggal kawin oleh tunangannya setelah 3 tahun menunggu. Aku menunggu kelulusan kekasihnya yang kuliah di Fakultas Hukum Airlangga. Tapi, 3 tahun yang ”aku” jalani dengan berat sia-sia setelah mengetahui tunangannya menikah dengan gadis lain tanpa memberi tahu dan memutuskan hubungan.
Tokoh kedua adalah Endra Kuswantoro,S.N. seorang laki-laki yang telah mengkhianati cinta ”aku”. Endra memiliki watak keras dan bertabiat aneh-aneh. Obsesinya normal. Endra pernah hampir membunuh diri ”aku” dengan mencekik karena tak bisa membantu menyelesaikan skripsi. Setelah menikah, Endra memiliki anak yang entah apa alasannya diberi nama Maulina Ramadani sama dengan nama ”aku”.
Kemudian tokoh ketiga adalah dr. Erwa Sugiono, kepala RSJ Lawang yang akhirnya menjadi suami ”aku” walaupun tanpa dasar cinta ”aku” menikah dengan Erwan tanpa modal cinta, karena cintanya telah terbang bersama kenangan yang sia-sia. Erwan memiliki watak penyayang, sabar, dan bijaksana. Ia selalu menyayangi ”aku”.

Epistimologi
Secara epistimokogi tokoh ”aku” saya didefinisikan sebagai seorang tokoh yang sangat tersiksa batinnya setelah dikhianati Endra tunangannya. Aku sangat menderita dan kebingungan seperti dipermainkan karena walaupun telah menikah namun mantan tunangannya sering meneror dengan menelpon dan mengatakan kalau dia masih mencintai ”aku” dan Erwan pindah ke Ambon tempat kelahiran Erwan. Disana ”aku” bisa hidup tenang karena tidak lagi mendapat teror dari Endra mantan tunangannya. Di Ambon ’aku” bisa hidup bahagia bersama suami dan mertuanya.


Aksiologi
Dalam cerpen berjudul ”Ku dapatkan yang terbaik”,”aku” dijelaskan seorang wanita yang patah hati kehilangan arah hidupnya setelah dikhianati tunangannya. Namun, di tidak menyerah begitu saja ”aku” tetap bertahan dan menikah dengan Erwin yang akhirnya dapat mengembalikan semangat hidup ”aku” bahkan memberikan kebahagiaan yang selama ini ”aku’ dambahkan.




























CINTA SEORANG SAHABAT

Ontologi
Dalam cerpen berjudul ”cinta seorang sahabat” dapat saya temukan 3 tokoh manusia. Tokoh yang pertama adalah anda. Anda adalah seorang gadis yang memiliki dua orang sahabat karib. Mereka bertiga selalu bersama-sama dan kompak. Persahabatan mereka terjalin penuh cintah dan suka cita. Namun, hubungan persahabatan ketiga mulai goyah setelah Anda menjalin hubungan dengan seorang pemuda bernama Raka. Semenjak pacaran, Anda menjadi jarang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Anda selalu menceritakan Raka, Raka, dan Raka. Anda selalu membanggakan Raka didepan sahabat-sahabatnya. Hal inilah yang membuat renggang hubungan persahabatan ketiganya.
Tokoh kedua, adalah Sita. Sita juga seorang gadis yang bersifat keras walaupun sebenarnya ia juga penyayang. Sita juga salah satu dari sahabat Anda. Dalam cerita pendek ini, Sita penyemprot Anda karena sudah bosan dan muak dengan dogeng-dogeng Anda yang selalu membanggakan Raka. Sita menegur Anda dengan agak pedas Anda telah dinilai keterlaluan, setiap obrolan hanya menceritakan Raka.
Toko ketiga adalah Irene yang juga seorang gadis dan merupakan sahabat Anda dan Sita. Dalam cerita ini Irene juga memiliki sifat keras namun perhatian. Irene sempat diminta saran oleh Anda untuk mengatasi masalah yang muncul dalam persahabatan mereka. Tapi setelah Irene memberikan saran, Anda malah berbalik dan munuduh Irene macam-macam.

Epistimologi
Secara epistimologi, tokoh Anda mengalami kebingungan kenapa sahabat-sahabatnya membencinya. Anda kebingungan dan berada pada kegundahan. Benarkah Anda terlalu egois?. Apakah Anda memang telah berubah? Akhirnya Anda menjadi sadar bahwa sebenarnya dirinya telah berubah. Anda telah jauh dari sahabat-sahabatnya yang selalu setia, karena telah asyik dengan hubungan bersama Raka. Akhirnya Anda mendatangi sahabat-sahabatnya dan meminta maaf. Akhirnya persahabatan mereka kembali ceria lagi seperti sedia kala.



Aksiologi
Dalam cerpen diatas, tokoh Anda diceritakan mengalami kebingungan karena merasa dikucilkan oleh sahabat-sahabatnya. Setelah Anda berintrospeksi, akhirnya Anda sadar. Anda menyadari bahwa sebenarnya Anda terlalu asyik dengan dunianya, yaitu Raka. Sadar dengan kesalahannya, Anda segera mendatangi sahabat-sahabatnya dan meminta maaf. Akhirnya mereka bertiga bersahabat lagi. Dan untuk merayakan hari bahagia itu, Anda mentrakhir sahabat-sahabatnya dengan memesan pizza. Mereka bertiga kembali ceria penuh dengan suka cita.


























SEBUAH POHON DI TENGAH PADANG

Ontologi
Dari cerita pendek di atas saya menemukan beberapa tokoh, pertama saya menemukan tokoh manusia, lebih khususnya lagi tokoh manusia ini adalah aku. Yaitu seorang laki-laki pengembara. Dalam cerita tersebut si aku berada di sebuah gurun pasir, dimana di tempat itu jarang sekali tanda-tanda kehidupan. Dan tokoh manusia lainnya yaitu seorang yang sudah tua renta. Tokoh yang satu ini tidak jelas apakah dua laki-laki atau perempuan. Orang tua ini berada di atas sebuah bangku kayu. Ciri-ciri orang tua ini adalah berambut merah dan berdebu, kulitnya hitam dan sekujur tubuhnya di penuhi debu.
Kemudian yang kedua saya menemukan tokoh tumbuhan. Tumbuhan ini adalah sebuah pohom tinggi tegak menjulang dan menjanjikan keteduhan. Pohon ini berada di tengah-tengah gurun pasir yang amat luar. Pohon ini di krumuni oleh banyak hewan seperti seranga ular, dan burung. Di bawah pohon ini tumbuh rerumputan hijau yang teramat lebat.

Epistimologi
Secara epistemologi (bagaimana) tokoh ”Aku” saya definisikan seorang tokoh yang amat kelelahan, kehausan dan kesakitan karena dia berada di sebuah gurun pasir yang luas dan sulit sekali untuk mencari bekal sebagai penunjang dalam perjalannya. Akan tetapi sungguh kebahagiaanya dia, disaat dia menemukan sebuah pohom besar. Di pohon itu segala sesuatu dapat diperolehnya bahkan selama beberapa hari dia tinggal dibawah pohon tersebut.

Aksiologi
Dalam cerita diatas tokoh Aku di jelaskan sebagai seorang pengembara yang tidak mempunyai tujuan dari pengembaraannya itu. Akan tetapi ketika dia bertemu dengan orang tua dia agak terpengaruh akan tujuannya. Dan setelah dia mengalami kelelahan, dia melihat sebuah pohon, kemudian dia berniat untuk mendekati dan berdiam diri di pohon tersebut berniat untuk beristirahat, makan dan minum.
Sesampainya di sebuah pohon tersebut dia teringat dengan perkataan orang tua tadi tentang tujuan hidupnya. Setelah beberapa kali mencoba memikirkannya lagi tokoh Aku mendapatkan sebuah pemahaman yaitu sebuah tujuan yang mungkin lebih berarti dari pada tujuan sebelumnya yaitu, dia berniat meneruskan perjalanannya walaupun di depan masih ada gurun pasir yang terbentang luas dari pada dia tinggal di pohon tersebut sampai akhir hayatnya.































IDENTITAS BUKU

Judul : Filsafat Jawa (Ajaran Luhur Warisan Leluhur)
Pengarang : M. Hariwijaya
Penerbit : Gelombang Pasang, Jogjakarta
Tahun Terbit : Agustus, 2004 (Cetakan pertama)
Jumlah halaman : 142 halaman

RESUME

Saat ini, laju gerbang zaman Indonesia modern semakin cepat. Namun, untuk mencapai pemahaman yang mendalam akan ke-Indonesian, cepat atau lambat, orang akan menyadari bahwa mperlu melacak jejak kebudayaan tradisional. Budaya tradisional tidak bias di tinggalkan begitu saja untuk mencari jati diri bangsa kita, demikian pula bagi orang Jawa.
Banyak orang yang cenderung dengan filsafat jawa. Filsawat jawa bukanlah nilai melangit dan susah diguyuh. Sebaliknya filsafat jawa itu dihayati, dirasakan dan dilakukan dalam keseharian hidup orang jawa. Dengan kata lain filsafat jawa sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Orang jawa memiliki kearifan tradisional yang berasal dari system perjalanan sejarah yang telah berlangsung lebi dari 2000 tahun. Penghayatan orang jawa terhadap ritual agama. Etos kerja, kepemimpinan, kebijaksanaan, kemasyarakatan dan lain sebagainya bias digali melalui filsafat jawa. Nilai-nilai filsafat ini, merupakan jagad batin orang jawa yang budi luhur dan hadiningrat, mendalam serta yang sangat luas. Inilah pintu utama bagi para Indonesianis, khususnya Javanis untuk mengkaji dan mendalami orang jawa baik secara etimologis, psikologis, maupun sosiologis.

Secara Ontologi
Bidang ini meliputi penyelidikan untuk mencapai pemahaman yang mendalam akan kebudayaan tradisional, yang dalam hal ini budaya jawa, dimana budaya ini tidak bias ditinggalkan begitu saja, untuk mencari jati diri, khususnya bagi orang jawa.


Secara Epitimologi
Bidang ini menjelaskan bagaimana filsafat jawa itu dihayati, dirasakan dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat jawa. Atau dengan kata lain bagaimana berpikir tentang sesuatu secara sistematis dan mendalam, terus menerus sampai menemukan jawaban atau hakekat kebenaran hidup.

Secara Aksiologi
Filsafat jawa mencakup yang ada dan mungkin ada baik “yang umum” maupun “yang khusus”. Atau dengan kata lain objek penelitian filsafat jawa mencakup pembahasan-pembahasan logika, estetika, etika, politik, dan metafisika.

Berikut Contoh-Contoh Filsafat Jawa dan Pembahasannya:

Aja dumeh menang, banjur sewenang-wenang
( Jangan mentang-mentang menang lantas sewenang-wenang )
Kemenangan atau kekuasaan itu untuk kebaikan. Sewenang-wenang pada yang lemah dan kalah akan membuat diri kita jatuh. Kemenangan bukan berarti kekuasaan untuk berbuat aniaya, melainkan justru dijaga dengan eling lan waspada. Orang menang yang sejati adalah yang bisa menyalahkan hawa nafsu dan keinginan diri pribadi, mengelola ego dan tidak senti mentil.

Aja gumunan
( Jangan mudah terkagum-kagum )
Kehidupan dunia ini beraneka ragam. Mudah terkagum-kagum dengan suatu hal yang baru menyebabkan kita akan mudah terpedaya. Orang yang gumunan akan mudah tergoda dan tidak waspada.

Bobot, bibit, bebet
( Kepandaian, keturunan, kekayaan )
Tiga ajaran bagaimana cara memilih pasangan hidup. Bibit adalah faktor darah dan keturunan. Siapakah orang tua dan keluarganya, apakah sehat jasmani dan ruhani, dari latar budaya bagaimana dan sebagainya. Bebet adalah faktor status sosial mempelai dan keluarganya. Apakah mempelai nerasal dari keluarga yang baik-baik dan sebagainya. Sedangkan bobot adalah faktor kesiapan material untuk memulai langkah meniti hidup baru.

Digdaya tanpa aji
( Digjaya tanpa ajian )
Digjaya tanpa ajian adalah orang yang sakti mandraguna tanpa harus memiliki ajian, jimat, atau benda-benda keramat lainnya. Ia dapat menaklukkan lawan bukan dengan kekerasab tetapi justru dengan kasih sayang. Orang yang sakti sebenarnya orang yang sedikit rintangan dari orang lain. Supaya lepas rintangan maka seseorang itu wajib memperbanyak sahabat dengan berprinsip bahwa satu mush sudah terlalu banyak, apalagi dua. Alangkah mulianya orang yang digjaya tanpa ajian

Guci lenga kayu gapuk
(Lugu suci, mentheleng lunga, kaku ngguyu, lega dipukpuk)
Sebuah filsafat perkawinan jawa. Keluarga hendaknya dibangun dengan niat bersih, lugu dan suci. Setiap persoalan selesaikan dengan kepala dingin, jangan memelototkan mata atau men thelengagar pasangan kita tidak lunga 'pergi'. Jika salah satu kaku, maka yang lain hares ngguyu `senyum'. Jika suatu ketika suami menjadi api yang membakar, maka istri harus menjadi air yang memadamkan. Jika suami menjadi gas yang mendorong, maka istri menjadi rem yang mengendalikan. Perasaan tulus ikhlas atau lila legawa harus dipuk-puk ’dibangun’.

Hadigang-hadigung hadiguna
( Kekayaan, kekuatan dan kekuasaan )
Manusia dikatakan kuat jika memiliki kekayaan yang berlimpah, kekuatan yang besar dan kekuasaan yang tinggi. Orang yang kuat ini berkewajiban melindungi orang yang lemah, bukan sebaliknya. Menyombongkan harta benda, kekuatan dan kekuasaan tidak akan membuat manusia bahagia. Sebaliknya, sikap ambeg adil paramarta membuat para tetangga simpati dan empati terhadap kita.



Ibu bumi bapa akasa
( Ibu bumi, ayah langit )
Falsafah jawa mengatakan bahwa bumi adalah simbol ibu karena menumbuhkan tetanaman, sedangkan langit adalah simbol ayah karena melindungi dan menurunkan hujan. Bumi bersifat momor ’komunikatif’, momong ’persuasif’ dan momot ’akomodhangi’. Sedangkan langit bersifat nyandhangi ’memberi pakaian’, nyandhingi,’memberi rasa aman atau pengayoman’ dan tidak nyandhungi’ menjadi penghalang’.

Ing ngarsa sung tuladha
( Di depan memberi tauladan )
Seorang pemimpin ketika berada di depan hendaknya bisa menjadi tauladan atau contoh; seorang pemimpin sebagai seorang yang terdepan dan terpandang senantiasa memberikan panutan-panutan yang baik sehingga dapat dijadikan suri tauladan bagi masyarakatnya.

Jer basuki mawa bea
( setiap keselamatan memakai biaya )
Untuk mencapai cita-cita apapun membutuhkan biaya. Setiap harapan yang luhur membutuhkan ongkos. Tidak ada makan siang yang gratis, demikian pemeo masyarakat kota. Artinya kita harus siap untuk merogoh kocek untk mendapatkan yang kita maksud. Apalagi keinginan yang tinggi, misalnya pendidikan, membangun suatu usaha, mengembangkan karir dan sebagainya.

Kang salah bakal seleh
( Yang salah akan kalah )
Orang yang salah pada akhirnya akan kalah. Ia akan jatuh martabatnya. Dalam teologi Hidu jawa, hidup didunia ini berlaku hukum karma, segala kebajikan dan kejahatan akan berbalas, cepat atau lambat. Secara psikologis, perbuatan yang salah adalah perbuatan yang tidak sesuai hati nurani. Kita bisa menyembunyikan apapun di dunia ini, tapi tidak bisa menyembunyikan hati nurani.


Lauwamah amarah supiyah muthmainah
( Makanan, amarah, seksual, kesucian )
Perlambang empat nafsu manusia. Tiga nafsu pertama, yakni suka makanan enak, suka marah, dan akan suka kenikmatan seksual jika sudah berhasil dikendalikan maka manusia baru akan mencapai ketenangan dan kesucian diri.

Mangan ora mangan ngumpul
( Makan tidak makan asal berkumpul )
Semangat kebersatuan rumah tangga, perlindungan orang tua kepada anak, kecintaan seseorang pada keluarganya. Keluarganya. Kerukunan dan kekeluargaan lebih membahagiakan daripada sekedar makan-makan.

Memayu hayuning bawana
(Membangun kesejahteraan dunia)
Semboyan untuk selalu menegakkan kebajikan, kebenaran dan keadilan di dunia. Cita-cita membangun kesejahteraan masyarakat yang hayu secara dan rahayu secara batin.

Mendhem jero, mikul dhuwur
( Menanam dalam, memikul tinggi )
Orang menutup aib dan keburukan dalam-dalam dan menjunjung kebajikan, keluhuran dan keagungan tinggi-tinggi untuk mengharumkan bangsa. Seorang anak wajib menjunjung nama baik orang tua dana keluarga dengan melakukan perbuatan-perbuatan terpuji dan menghindari perilaku nista.

Nyuwun gunging samudra pangaksama
( Minta luasnya samudra ampunan )
Meminta apapun sebesar-besarnya kepada orang lain. Orang yang meminta maaf, sering kali lebih mulia dari pada orang yang memberi maaf. Karena sering kali meminta maaf diperlukan sikap berani merendahkan dan menyalahkan diri terlebih dahulu. Tetapi, sering meminta maaf artinya sering melakukan kesalahan.



Sekbegja-begjane wong lali isih bagja wong eling lan waspada
( Seberuntung-beruntungnya orang lupa, masih beruntung orang yang ingat dan waspada ).
Orang yang lupa dengan jati diri sering juga mendapat keberuntungan, akan tetapi keberuntungannya tidak akan sebesar keberuntungan orang yang selalu ingat kepada Tuhan dan berhati-hati kepada tindakan jahat, karena keberuntungan orang yang dekat dengan Tuhan lebih kekal. Merupakan pesan Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha bait ke-7

Urip mung mampir ngombe
( Hidup hanya singgah minum )
Hidup manusia di dunia ini hanya sebentar. Ibaratnya hanya selama singgah untuk minum, pasti hanya sebentar dan tentunya akan segera meneruskan perjalanan lagi. Dari mana dan ke manakah arah perjalanan itu? Jawaban atas kedua pernyataan itulah yang membuat didunia ini banyak terdapat agama dan ideologi.

Wani nglaha dhuwur wekasane
( Berani mengalah tinggi kesudahannya )
Orang yang berani mengalah akan sangat dihormati. Kesedian untuk tidak menjadi orang nomor satu yang menang, bergensi, atau the top, pada saat-saat tertentu sangat penting. Jika ingin mendapatkan penghormatan yang tulus dari orang lain, maka kuncinya adalah berikan kenikmatan, kebahagiaan, dan kehormatan kepada orang lain. Sahabat-sahabat sejati rela menjaga harga diri dan martabatnya.

Witing tresna jalaran saka kulina
( Awal mula cinta itu karena terbiasa )
Asal mulanya dua orang lain jenis jatuh cinta, adalah karena saling bertemu dan berkomunikasi. Dalam pandangan filsafat jawa, tresna atau jatuh cinta dalam pandangan pertama tidak mungkin. Cinta akan tumbuh setelah dua insan saling memahami lawan jenisnya.

Wong jawa iku nggoning semu sinamun ing samudana, sesadone ingadu manis
( Orang jawa itu senang dengan sesuatu yang semu, disamarkan dengan pasemon, masalah apa pun harus dihadapi dengan muka manis ).
Orang jawa tidak suka sesuatu yang terus terang segala sesuatu disampaikan dengan samar. Biarpun tidak cocok hatinya, bahkan tepat yang fatal. Tetap menyembunyikan perasaan lewat senyum dikulum, kemarahan yang diledakkan adalah jorok.


























RESUME

Judul : Filsafat Jawa (Ajaran Luhur Warisan Leluhur)
Pengarang : M. Hariwijaya
Penerbit : Gelombang Pasang, Jogjakarta
Tahun Terbit : Agustus, 2004 (Cetakan pertama)
Jumlah halaman : 142 halaman

Filsafat adalah kumpulan pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu, harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu, baik ilmu khusus mapun ilmu filsafat jawa, harus memiliki dua macam objek tersebut.
Orang jawa memiliki kearifan tradisional yang bersumber dari sintesa pengumulan sejarah yang telah berlangsung selama beradad-abad. Penghayatan orang jawa terhadap ritual agama, etos kerja, kepemimpinan, kebijaksanaan, kemasyarakatan dan lain sebagainya bisa digali melalui filsafat jawa. Nilai-nilai filsafat ini merupakan jagad batin orang jawa yang hadiluhung, dan hadiningrat, mendalam serta sangat luas.
Pemikiran filsafat Jawa bersifat mengakar yang mencoba mewmeberikan jawaban menyeluruh terhadap hakekat kebenaran. Nilai-nilai tersebut di tuangkan dalam bentuk sesanti, pesemon, sanepa, isbat, perlambang, peralampita, wang salon,parika, panyandra, paribasan, bebasan, seloka, adat istiadat, dan kepercayaan.

Secara ontologi
Filsafat Jawa meliputi pendekatan untuk mencapai suatu pemahaman yang sangat mendalam terhadap Kebudayaan Tradisional Jawa.

Secara epistimologi
Menjelaskan bagaimana filsafat Jawa itu dirasakan, dihayati, dan diaplikasikan dalam keseharian masyarakat Jawa.



Secara aksiologi
Penghayatan orang Jawa terhadap ritual agama, kepemimpinan, etos kerja, kebijaksanaan, dan sebagainya merupakan jagat batin orang Jawa yang hadiluhung dan hadiningrat, mendalam, dan luas.

Berikut kupasan dan kandungan yang terdapat dalam filsafat Jawa.
Aja nggege mangsa
( Jangan mempercepat waktu )
Memburu sesuatu yang belum waktunya, mungkin justru berakibat fatal. Segala sesuatu itu akan tiba masanya. Ada rahasia Allah yang tidak bisa dipercepat maupun diperlambat. Karena itu, kita semestinya selalu bersandar kepada-Nya. Sunnah-Nya adalah tangan misterius yang tidak kelihatan tapi dapat kita rasakan. Segala sesuatu akan tiba waktunya. Bahkan, seorang petinju yang hampir knock out, akan diselamatkan oleh bel.

Aji mumpung
( Ilmu mumpung )
Menyalahgunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi. Misalnya mumpung punya kekuasaan mengatur anggaran negara lantas korupsi dan manipulasi. Senyampang menjadi pejabat yang berwenang lantas menindas rakyat. Sebaliknya, kekuasaan dan jabatan wajib digunakan untuk menegakkan kebe­naran dan keadilan. Contoh lain adalah mum­pung tidak ada pengawasan yang ketat lalu nekat, mumpung tidak ada aturan yang jelas lalu nerabas, dan sebagainya. Integritas atau track record kita akan terbangun dengan kejujuran pribadi dan dedikasi yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.

Alon-alon kelakon
( Pelan-pelan selamat )
Bekerja bertujuan dua hal, yaitu sukses tercapai maksudnya dan diri kita selamat. Prinsip bekerja menurut orang jawa yakni tepat cara kerja dan tepat waktu. Tepat cara kerja artinya sungguh-sungguh dan tidak sembarangan, tepat waktu artinya tidak terburu-buru dan tidak berlambat-lambat, jika dalam keadaan genting harus memilih, maka orang jawa memilih pelan-pelan asal sempurna.

Bener ketenger, benci ketitik
( Benar dikenal baik dilirik )
Akhirnya, segala tindakan yang benar akhirnya akan nampak dengan jelas. Sebaliknya, filsafat ala ketara bermakna bahwa tindakan yang buruk, lambat atau cepat akan diketahhui orang lain. Ibaratnya, meskipun disembunyikan dengan rapat, bau bangkai yang busuk akan tercium. Kebaikan dan kejahatan meskipun sebesar biji sawi yang lembut akan mendapat ganjaran dan balasan yang setimpal oleh Tuhan. Hikmahnya, kejujuran pada diri sendiri adalah sangat penting.

Dilalah kersa Allah
(Kebetulan atas kehendak Allah )]
Ketika kekuatan kita sudah tidak berdaya lagi, tapi ada peristiwa kebetulan yang menguntungkan kita. Itulah dilalah kersaning Allah, karena itu segala sesuatu harus disadarkan kepada takdir dan kekuasaan-nya. Ndilalah adalah derivat dari kata alhamdulillah, yang merupakan pujian terhadap kebesaran dan keagungan Allah.

Holopis kuntul baris
( Holopis kuntul baris )
Salah ucap dari nama Don Lopis Comte du Paris, seorang kapten prajurit Belanda yang berasal dari Paris, Francis. Ia menyuruh rakyat untuk bekerja rodi sambil mengucapkan namanya keras-keras. Semboyan rasa kebersamaan dalam melakukan kerja.

Ing madya mangun karsa
( Di tengah menyatuhkan tujuan )
Seorang pemimpin ketika berada di tengah masyarakat, hendaknya bisa menjadi penyatu tujuan dan cita-cita masyarakat. Seorang pemimpin di antara umatnya senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan masyarakat.



Kesusu kesaru
(Buru-buru tersandung)
Orang yang bekerja dengan tergesa-gesa sering kali malah tersandung-sandung; bekerja secara buru-buru hasilnya tidak sempurna. Cara kerja yang baik selain cepat dan tepat, harus terencana secara strategis.

Malang-malang putung, rawe-rawe rantas
(Yang melintang dipotong, rumbai-rumbai ditebas)
Semangat untuk maju menegakkan kebenaran dan keadilan dengan menghalau setiap rintangan besar maupun kecil.

Maju tanpa bala
(maju tanpa pasukan)
Maksudnya pemimpin sebagai seorang ksatria senantiasa berada terdepan dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwanya sekalipun untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat.

Mati sajroning urip, urip sajroning mati
(Mati dalam hidup, hidup dalam mati)
Ajaran agar memahami dan menghayati kematian semasa masih hidup, karena sesungguhnya ketika jasad sudah mati pun, ruh manusia tetap hidup di dalam kelanggengan.

Menang ora kondhang, kalah wirang
(Menang tidak terkenal, kalah memalukan)
Orang pandai yang melawan orang bodoh. Orang kuat melawan orang lemah. Laki-laki gagah melawan wanita lemah. Menghadapi lawan yang tidak sebanding atau tidak semestinya, harus hati-hati, jangan di sepelekan. Sebaiknya malah ’jangan dilayani, karena kalau toh menang tidak akan menjadi pahlawan. Hampir sama dengan prinsip yang menang menjadi pindang, yang kalah menjadi arang.



Menang tanpa ngasorake
(Menang tanpa mengalahkan)
Sikap kebajikan bahwa dalam suatu persaingan bahwa untuk mencapai tujuan tidak harus Baling mengalahkan. Win win solution merupakan solusi terbaik agar tidak ada yang merasa kecewa. Orang yang lebih kuat, semestinya momong; momor dan momot kepada yang lemah, agar si lemah bisa berkem­bang dan tidak melakukan perbuatan yang kontraproduktif. Cara sikap tersebut berarti menang tanpa ngasorake. Pribadi yang berjiwa the champion atau pemenang berarti siap melayani untuk orang lain., mencari solusi positif dari setiap persoalan, berpikir dan berkata-kata positif. Pribadi yang berjiwa pemenang berkata, "Hal itu memang sulit, tetapi mungkin". Orang yang berjiwa peme­nang memiliki semangat baja, nevergive up.

Nyono ya ngono ning aja ngono
(Begitu ya begitu tapi jangan begitu)
Filsafat kebijaksanaan untuk membiarkan orang lain melakukan apapun kemauannya, akan tetapi memberikan batasan yang berupa tenggang rasa dan saling memahami. Suatu prnsip tolenransi yang indah dengan batasan harmoni dan tenggang rasa.

Rawe-rawe rantas malang-malang putung
(Rumnai-rumbai ditebas malang-malang dipotong)
Niat yang kuat untuk menggapai tujuan, semua yang menghalangi disingkirkan, segala yang merintangi dibuang.

Sadumuk bathuk sanyari bumi ditohi pati
(setitik dahi, sejari bumu dibela dengan nyawa)
Berjuang membela harga diri dan tanah air dengan pengorbanan nyawa, berjuang dan berkorban untuk membela martabat dan tanah tumpah darah. Kesetiaan membela tanah dan air yang telah berjasa besar bagi kehidupan.

Sapa gawe nganggo
(Siapa yang membuat ia akan memakai)
Maknanya barang siapa yang bekerja ia akan menikmati hasil jerih payahnya itu. Tidak ada setetes keringat kita pun yang tidak diketahui Tuhan dan tidak da yang tidak terbalaskan nantinya. Meskipun padi di sawah yang habis dimakan burung, atau hilang di terjang banjir. Allah lebih tahu cara memberi ganjaran.

Sapa tekun golek teken bakal tekan
(Siapa yang tekun akan sampai ke tujuannya)
Maknanya suatu harapan jika diketahui dengan sungguh-sungguh satu saat akan tercapai juga. Ketekunan, adalah kata kunci utama untuk meraih keberhasilan. Seringkali, untuk berhasil kita harus melampaui sekian kali kegagalan. Maka apabila tidak tekun, kita akan kehilangan teken pedoman sehingga tidak tekani sampai tujuan.

Tirta prawita sari
(Air sari kehidupan)
Perlambang inti ajaran kehidupan. Ajaran tertinggi tentang kesempurnaan hidup manusia. Hidup manusia ini dikendalikan oleh ruh. Jika ruh dicabut, maka badan kita akan mati. Air kehidupan merupaka bahasa ruh. Ruh ibarat darah yang mengaliri seluruh tubuh dengan dipacu oleh detakan jantung. Ruh mengalir seluruh syarat dan badan kita sehingga kita sadar akan diri sendiri, sadar lingkungan, sadar ketuhanan dan sebagainya.

Watak dora memetengi ati
(Watak jahat membuat hati gelap)
Orang yang punyai kepribadian buruk perangainya tidak akan nampak cerah. Wajah meruapakn penampilan dari pikiran seseorang. Jika seseorang berhati busuk, berniat licik, iri dan dengki, maka dapat dilihat dari raut mukanya. Demikian pula sikap yang nglembah manah, sabar, tawadhu’, suka melayani orang lain, dan sebagainya akan nampak dalam roman muka.

Tidak ada komentar:

Searching