Pengaruh aliran amerika yang digagas oleh Bloomfield untuk memaparkan struktur bahasa tidak berhenti begitu saja. Setelah Bloomfield muncul kelompok linguis yang menamakan dirinya pasca Bloomfield memperbaiki kaidah yang telah ada. Charles F. Hockett, Bernard Block dan Zelling S. Harris dari kelompok tersebut memiliki sifat deskriptif dalam penyusunan kajiannya. Tetapi mereka lebih condong mengarah pada strukturalis. Menurut mereka bahasa merupakan ujaran yang mempunyai tingkat dan pola.
Dalam kajian fonologi strukturalisme ini membagi bidang tersebut menjadi kajian yang lebih sempit lagi yakni fonetik dan fonemik. Kurun waktu yang panjang akhirnya kelompok ini menemukan prosedur penemuan strukturalisme dengan menghubungkan fonem-fonem dengan variannya. Klasifikasi membentuk fonem segmental dan suprasegmental.
Bidang morfologi dan sintaksis juga tak luput dibahas oleh kelompok tersebut. Pada bidang morfologi terjadi pembagian yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dibagi menjadi morfem kelas dan morfem fungsi, sedangkan pada morfem terikat dibagi menjadi morfem afik dan morfem akar. Disamping morfem bebas dan terikat juga terdapat bentukan morfologis yang membentuk morfem dasar dan morfem afik. Dari pengklasifikasian tersebut muncul perubahan morfofonemik yang beupa paduan. Paduan terjadi karena gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Untuk segi sintaksis aliran pasca Bloomfield ini lebih membahas mengenai struktur yang mempunyai makna.
Selain pasca Bloomfield juga muncul tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh Kenneth Lee Pike. Tata bahasa ini memiliki konsep dasar yakni bahasa sebagai tingkah laku berpola dalam konteks yang berpola, analisis dan pemerian didasarkan pada tagmen dan sintaktik menjadi tagmen secara berurutan dan serempak. Yang menjadi orientasi pada tata bahasa ini yaitu fungsi yang mengacu pada tataran bunyi. Sedangkan inti dalam tata bahasa ini yaitu karena konsepnya berupa tingkah laku yang berpola tentu tak lepas dari satuan-satuan yang dikenalinya berupa bentuk, ciri dan distribusi. Bentuk disini ialah fisik, cirri lebih mengacu pada makna sedangkan distribusi merupakan hubungan antar makna. Satuan-satuan tersebut dapat dianalisis dengan cara meneliti variasi bentuk satuan, menentukan mana yang etik dan mana yang emik dan mengamati distribusi satuan tersebut dalam ujaran. Ketiga cara tersebut menghasilkan tiga struktur yaitu struktur fonologis, struktur morfologis dan struktur gramatikal. Dengan memanfaatkan tiga sudut pandang (statis, dinamis dan relasional). Unsur-unsur bahasa dapat dipandang sebagai partikel, gelombang dan jaringan. Pemilihan ketiga sudut pandang tersebut dapat disejajarkan dengan tataran dalam bahasa yang membentuk tiga macam hierarki : tataran fonologis, tataran leksikal dan tataran gramatikal.
Dalam kajian fonologi strukturalisme ini membagi bidang tersebut menjadi kajian yang lebih sempit lagi yakni fonetik dan fonemik. Kurun waktu yang panjang akhirnya kelompok ini menemukan prosedur penemuan strukturalisme dengan menghubungkan fonem-fonem dengan variannya. Klasifikasi membentuk fonem segmental dan suprasegmental.
Bidang morfologi dan sintaksis juga tak luput dibahas oleh kelompok tersebut. Pada bidang morfologi terjadi pembagian yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dibagi menjadi morfem kelas dan morfem fungsi, sedangkan pada morfem terikat dibagi menjadi morfem afik dan morfem akar. Disamping morfem bebas dan terikat juga terdapat bentukan morfologis yang membentuk morfem dasar dan morfem afik. Dari pengklasifikasian tersebut muncul perubahan morfofonemik yang beupa paduan. Paduan terjadi karena gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Untuk segi sintaksis aliran pasca Bloomfield ini lebih membahas mengenai struktur yang mempunyai makna.
Selain pasca Bloomfield juga muncul tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh Kenneth Lee Pike. Tata bahasa ini memiliki konsep dasar yakni bahasa sebagai tingkah laku berpola dalam konteks yang berpola, analisis dan pemerian didasarkan pada tagmen dan sintaktik menjadi tagmen secara berurutan dan serempak. Yang menjadi orientasi pada tata bahasa ini yaitu fungsi yang mengacu pada tataran bunyi. Sedangkan inti dalam tata bahasa ini yaitu karena konsepnya berupa tingkah laku yang berpola tentu tak lepas dari satuan-satuan yang dikenalinya berupa bentuk, ciri dan distribusi. Bentuk disini ialah fisik, cirri lebih mengacu pada makna sedangkan distribusi merupakan hubungan antar makna. Satuan-satuan tersebut dapat dianalisis dengan cara meneliti variasi bentuk satuan, menentukan mana yang etik dan mana yang emik dan mengamati distribusi satuan tersebut dalam ujaran. Ketiga cara tersebut menghasilkan tiga struktur yaitu struktur fonologis, struktur morfologis dan struktur gramatikal. Dengan memanfaatkan tiga sudut pandang (statis, dinamis dan relasional). Unsur-unsur bahasa dapat dipandang sebagai partikel, gelombang dan jaringan. Pemilihan ketiga sudut pandang tersebut dapat disejajarkan dengan tataran dalam bahasa yang membentuk tiga macam hierarki : tataran fonologis, tataran leksikal dan tataran gramatikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar