Minggu, 28 Juni 2009

ILMU BAHASA STRUKTURAL SESUDAH BLOOMFIELD

Sejak akhir pertengahan pertama abad ke-20, studi bahasa berkembang pesat. Bermacam-macam model analisis bahasa diketengahkan oleh para ahlinya. Yang pertama ilmu bahasa struktural sesudah Bloomfield memiliki ciri penanda antara lain landasan filsafatnya berdasarkan filsafat Behaviorisme dengan pendekatan psikologis. Pandangan kebahasaanya bersistem sentral dan peripheral. Pandangan tentang ilmu bahasa, bahwa ilmu bahasa sebagai ilmu yang bertugas menyediakan prosedur segmentasi dan klarifikasi untuk menggarap data bahasa yang berupa korpus. Sedangkan analisis bahasanya secara konsekuen menerapkan pandangan kebahasaan dan ilmu bahasaan yang dianutnya. Tata bahasanya bersifat deskriptif structural.

Dari pengembangannya sendiri ibs sb memiliki banyak tokoh yang ikut andil didalamnya, antara lain Z. S. Harris dengan String Analisis : menghilangkan kelemahan-kelemahan analisis taksonomis. Adapun Hockett dengan Constructional Grammar : teori ini sebagai pengganti kedua teori yang masih lama. S. M. Lumb dengan Teori Stratifikasi : struktur bahasa adalah struktur yang berstrata lebih dari satu. K.L. Pike memandang bahasa dilihat dari kajian ilmu lain seperti ilmu fisika. Dan M.A.K halliday dengan teori skala dan teori kategori.

Dari Ilmu Bahasa Transformasi sendiri, dikembangkan oleh noam chomsky dengan karekteristik bahasa adalah suatu yang diciptakan oleh kedinamisan organisme (manusia) atau bisa juga dikatakan bahasa adalah kemampuan organisme. Studi sistematis terhadap bahasa yang memperhitungkan aspek kreatif dan distingtif. Sistem kaidah yang menggambarkan “falcute de langage” penutur asli bahasa. Dalam perkembangan ini pun terdapat dua golongan yaitu Extended Theory dan Generatif Semantik.

Perbandingan antara keduanya meliputi kurang berhasilnya dalam menyediakan alat pemerian bahasa yang formal, jelas, lengkap, dan sederhana. Tidak memperhitungkan kaidah-kaidah transformasi. Konsep penanda frasa IBS SB rupanya kurang tepat . IBS SB terlalu banyak menggunakan pengulangan-pengulangan kaidah yang sebenarnya dapat disederhanakan. IBS SB kurang memperhitungkan latar belakang struktur formal yang berupa pengetahuan tentang relasi-relasi gramatikal dalam diri penutur asli bahasa. IBS SB terlalu tenggelam dengan taksonominya. Korpus sebagai titik berangkat analisis kalimat IBS SB tidak akan mampu memberikan deskripsi struktur bahasa seutuhnya. Komponen semantik dalam tingkatan keilmu bahasaan diabaikan oleh IBS SB.

Tidak ada komentar:

Searching