Jumat, 13 November 2009

Analisis Teks PANDAWA DAN TELAGA

  1. Karangan narasi

PANDAWA DAN TELAGA

Siang itu, mentari terasa sangat terik dan menyengat. Kelima Pandawa berjalan diiringi Draupadi dan Dewi Kunti. Mereka berjalan menuju hutan yang rimbun dan lebat. Lumayan jauh mereka berjalan, tiba-tiba mereka melihat seorang resi yang berlari mengejar seekor rusa. Yudhistira mencoba menanyakan mengapa resi itu mengejar rusa sambil membawa tongkat.

Ternyata sang resi marah karena rusa itu telah merusak dan mencuri perdupaan miliknya. Karena kasihan melihat sang resi yang sudah tua dan nampak kelelahan karena berlari mengejar rusa, Yudhistira mengutus Sadewa untuk mengejar rusa itu dan mengambilkan perdupaan milik resi. Sadewa pun langsung berlari ke arah rusa itu pergi. Namun, Sadewa kehilangan jejaknya. Sampai akhirnya Sadewa menjumpai sebuah telaga. Ia merasa sangat haus dan berkeinginan untuk meminum air telaga itu, namun ketika hendak meminumnya, ia mendengar suara gaib yang melarang Sadewa meminum air telaga tersebut sebelum menjawab pertanyaannya. Akan tetapi, Sadewa tak menghiraukannya dan justru meminum air telaga itu. Tak lama kemudian ia pun tersungkur.

Sementara itu, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, Dewi Kunti dan Drupadi, mulai merasa gelisah karena Sadewa tak kunjung kembali. Akhirnya, Yudhistira mengutus Nakula untuk menyusul Sadewa. Nakula mengejar Sadewa sampai ke telaga. Nakula terkejut melihat Sadewa tersungkur lemas di tepi telaga. Nakula hendak membangunkan Sadewa, tapi ia merasa haus. Akhirnya ia meminum air telaga itu. Tetapi, tiba-tiba suara gaib itu muncul lagi dengan perintah yang sama. Dan seperti halnya sadewa, ia tak menghiraukan suara itu dan memnum air telaga. Ia pun tersungur pula di tepi telaga. Melihat kedua adiknya tak kunjung kembali, Pandawa yang tersisa bersama Dewi Kunti dan Draupadi menjadi semakin gelisah. Akhirnya, Arjuna dan Bima berturur-turut menyusul mereka. Akan tetapi, Bima dan Arjuna juga mengalami peristiwa yang sama di telaga itu.

Perasaan Yudhistira semakin galau. Akhirnya ia menyusul adik-adiknya. Sampai di telaga, Yudhistira begitu kaget melihat adik-adiknya terkapar tak berdaya di tepi telaga. Ia bertanya-tanya dalam hati. Apakah gerangan yang membuat adik-adiknya terkapar. Ia berpikir, mungkin karena maminum air telaga ini. Sesaat, ia berjanji akan sumpahnya untuk sehidup-semati dengan kesemua adiknya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk meminum air telaga, apapun yang terjai nanti, ia pasrahkan kepada Hyang Widhi.. Tetapi, kemudian terdengarlah suara gaib yang tiba-tiba melontarkan beberapa pertanyaan untuk Yudhistira. Yudhistira menjawab semua pertanyaan suara gaib itu dengan ramah, tenang dan bijaksana.

Karena sikap Yudhistira yang sopan, maka suara gaib itu berniat untuk menghidupkan kembali salah satu adik-adiknya. Yudhistira berpikir sejenak. Dan kemudian ia memilih Sadewa untuk dihidupkan lagi. Menurut Yudhistira, Sadewa harus tetap hidup untuk melanjutkan keturunan Dewi Madrim. Ia tak memilih Arjuna yang sakti dan Bima yang perkasa karena mereka masih satu kandungan. Mendengar keputusan itu, suara gaib tersebut akhirnya mengakui kebijaksanaan Yudhistira. Suara gaib itu pun mengaku bahwa sebenarnya, ia adalah Pandudewanata yang merupakan ayah dari Pandawa. Ia inginmenguji kebijaksanaan paea Pandawa. Akhirnya, semua Pandawa pun dihidupkan kembali.


ANALISIS TERHADAP PARAGRAF-PARAGRAF YANG TERDAPAT DALAM TERHADAP KARANGAN NARASI BERJUDUL “PANDAWA DAN TELAGA”

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan narasi, sebab:

    1. Berusaha menyajikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis)

    2. Mengandung unsur utama yaitu perbuatan dan waktu. Perbuatan yang dimaksudkan adalah perbuatan para Pandawa yang diceritakan dalam waktu yang sesua dengan setting dalam karangan tersebut.

    3. Merupakan salah satu jenis narasi, yaitu narasi artistik.

    4. Memenuhi prinsip-prinsip narasi, antara lain: alur, penokohan, latar, titik pandang danpemilihan detail peristiwa.

    5. Menggunakan pengembangan narasi deskriptif-eksposisi.


Apabila ditelaah dari masing-pasing paragraph, maka didapatkan lima analisa.

  1. Analisa terhadap paragraf pertama

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf ini merupakan jenis paragraf pembuka, karena:

  • Merupakan pengantar menuju permasalahan yang akan dibahas.

  • Menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

  • Tidak terlalu panjang.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf menyebar, karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf alamiah karena pengembangannya runtut dan sistematis sesuai dengan keadaan sekitar atau setting dan latar dalam karangan tersebut.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf pertama merupakan jenis paragraf narasi karena merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dalam kurun waktu tertentu (pada jaman Pandawa), dan di dalamnya terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa.


  1. Analisa terhadap paragraf kedua

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan yaitu berisi tentang kisah salah satu Pandawa, yaitu Sadewa di sebuah telaga.

  • Analisa masalah dijelaskan dalam kalimat (2), (3), dan (5).

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf mempunyai hubungan dengan paragraf sebelumnya secara logis. Kelogisannya terletak pada konsistensi dalam membahas tema yaitu tentang kisah Pandawa dan telaga.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf kedua merupakan jenis paragraf menyebar karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf kedua merupakan jenis paragraph logis klimaks karena diawali dengan hal-hal yang kedudukannya rendah dan berangsur-angsur naik ke hal-hal yang kedudukannya tinggi.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf kedua merupakan jenis paragraf narasi karena merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dalam kurun waktu tertentu(pada jaman Pandawa), dan di dalamnya terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa


  1. Analisa terhadap paragraf ketiga

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan berisi tentang kisah Pandawa, yaitu di sebuah telaga.

  • Analisa masalah, yang terdapat dalam semua kalimat. Masalahnya adalah tentang Pandawa yang tak kunjung kembali dari telaga. Terletak pada kalimat (1), (10), (11), dan (12).

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf ketiga mempunyai hubungan dengan paragraf sebelumnya secara logis. Kelogisannya terletak pada konsistensi dalam menceritakan kisah Pandawa dan telaga.

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf menyebar karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf alamiah karena pengembangannya runtut dan sistematis sesuai dengan kondisi alamiah atau setting dan latar dalam karangan tersebut.


  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf ketiga merupakan jenis paragraf narasi karena merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dalam kurun waktu tertentu (pada jaman Pandawa), dan di dalamnya terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa


  1. Analisa terhadap paragraph keempat

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf penghubung, karena merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Disamping itu, paragraf ini juga memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraf penghubung antara lain:

  • Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan

  • Analisa masalah

  • Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. Paragraf mempunyai hubungan dengan paragraf sebelumnya secara logis. Kelogisannya terletak pada konsistensi dalam membahas tema yaitu tentang


  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf menyebar karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf alamiah karena pengembangannya runtut dan sistematis sesuai dengan kondisi alamiah atau setting dan latar dalam karangan tersebut.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf keempat merupakan jenis paragraf narasi karena merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dalam kurun waktu tertentu(pada jaman Pandawa), dan di dalamnya terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa


  1. Analisa terhadap paragraf kelima

  1. Analisa dari segi tujuan, posisi, dan fungsi

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf penutup, karena merupakan paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri sebuah karangan. Disamping itu, paragraf kelima juga telah memenuhi syarat yang hendaknya dipenuhi dalam paragraph penutup antara lain:

• Mengakhiri sebuah karangan/wacana

• Berisi kesimpulan, penegasan dari paragraf penghubung

• Pendek

  1. Analisa dari segi letak pikiran utama

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf menyebar karena tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

  1. Analisa dari segi pola pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf alamiah karena pengembangannya runtut dan sistematis sesuai dengan kondisi alamiah atau setting dan latar dalam karangan tersebut.

  1. Analisa dari segi bentuk pengembangan

Paragraf kelima merupakan jenis paragraf narasi karena merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dalam kurun waktu tertentu(pada jaman Pandawa), dan di dalamnya terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa


Tidak ada komentar:

Searching