Jumat, 13 November 2009

Sejarah dan Bentuk Media Massa

Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Media massa ini pun memilih khalayak sebagai konsumen atau pengguna jasanya.

A. Jenis-jenis media massa

1. Media massa tradisional

Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:

1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan

2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.

3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.

4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.

Macam-macam media massa tradisional

  1. Surat kabar

Surat kabar juga dikenal dengan nama koran. Koran berasal dari bahasa Belanda, yaitu krant dan bahasa Perancis, yaitu courant. Koran atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.

Surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah :

  1. to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia,

  2. to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita,

  3. to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media.

Fungsi Sekunder media adalah :

  1. untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu

  2. memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik,kartun dan cerita-cerita khusus,

  3. melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

Sejarah Singkat Surat Kabar di Indonesia

Zaman Belanda, di Jakarta terbit Javasche Courant tahun 1828 isinya tentang berita resmi pemerintah, berita lelang dan berita kutipan harian di Eropa. Surat kabar pada masa itu tidak mempunyai arti secara politis karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya mencapai 1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Pada tahun 1885 terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda dan 12 surat kabar berbahasa Melayu satu berbahasa Jawa yang terbit di Solo.

Zaman Jepang. Jepang datang, surat kabar diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat, tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah dapat memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor Berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor Berita Yashima. Surat kabar bersifat propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.

Zaman Kemerdekaan. Surat kabar yang diterbitkan pada masa itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan pemerintahan Jepang. Pada zaman ini, banyak sekali pembredelan surat kabar karena isi bersifat propaganda bagi pemeritnah pada waktu itu, seperti surat kabar Berita Indonesia, Harian rakyat, Soeara Indonesia.

Zaman Orde Lama. Setelah dekrit 5 Juli 1959, terdapat larangan kegiatan politik, termasuk pers. Persyaratan mendapatkan SIT dan Surat Izin Cetak diperketat.

Zaman Orde Baru. Pertumbuhan pers cukup marak di satu pihak cukup menggembirakan, tapi di pihak lain perlu diwaspadai. Pertumbuhan pers yang bebas dan merdeka, suatu pertanda bahwa kehidupan demokrasi terjamin. Penggunaan hak kebebasan pers yang kurang wajar dan bertanggung jawab, masih banyak surat kabar yang terdorong oleh tujuan komersil ataupun motif lainnya menyajikan berita-berita sensasional yang pada gilirannya akan dapat merusak stabilitas nasional. Pemerintah memberikan ganjaran berupa pencabutan Surat Izin Terbit, dan Surat izin Usaha Penerbitan Pers, seperti Sinar Harapan, tabloid Monitor dan Detik, majalah Tempo dan Editor.

Fungsi Surat Kabar

Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Fungsi hiburan dapat ditemukan pada rubrik artikel ringan, feature, komik atau kartun seta cerita bersambung. Fungsi mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers bertambah, yiatu sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.



Karakteristik Surat Kabar

Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan.

Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar begitu juga yang berpendidikan rendah.



Kategorisasi Surat Kabar

Dilihat dari ruang lingkupnya, surat kabar nasional, regional, dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada surat kabar biasa dan tabloid. Dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar Berbahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Daerah. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.

Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia, contohnya adalah KOMPAS. Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor.







b. Majalah

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.

Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum), (2) business publication (majalah bisnis), (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah), (4) newsletter (majalah khusus terbita berkala), (5) Public Relations Magazines (Majalah Humas). Majalah yang mampu bertahan umumnya adalah yang bersifat khusus, misalnya majalah khusus wisata, olahraga, hobi perahu layar, penggemar acara televisi, berita-berita ilmiah, budaya, agama, wanita, dan lain-lain. Majalah harus mampu menyesuaikan diri agar tetap bertahan dengan persaingan dengan bentuk media massa yang lain. Oleh karena itu, majalah yang laku saat ini adalah majalah-majalah yang bersifat khusus.


Sejarah Majalah Di Indonesia

Keberadaannya dimulai pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Panja raja pimpinan Markoem Djojo Hadisoeparto

Awal Kemerdekaan. Majalah Revue Indoensia yang diterbitkan oleh Soemanang, SH telah mengemukakan gagasannya perlunya koordinasi penerbitan surat kabar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan. Terbit semuanya dengan satu tujuan, yaitu menghancurakan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional utnuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.

Zaman Orde Lama. Penguasa Perang Tertinggi mengeluarkan pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Pedoman itu intinya adalah surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung, pembela dan alat penyebar. Pada masa ini perkembangan majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah yang terbit.

Zaman Orde baru. Banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya. Hal ini sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju.





Kategori majalah

Tipe majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju, artinya redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya. Kategori majalah pada masa Orde baru; majalah berita, keluarga, wanita, pria, remaja wanita, remaja pria, anak-anak, ilmiah popular, umum, hukum, pertanian, humor, olahraga, daerah.



Fungsi Majalah

Fungsi majalah mengacu pada sasaran khalayak yang spesifik. Majalah dengan topic atau kategori tertentu mempunyai spesialisasi sasaran pembeli dan pembaca yang dikehendaki.

Karakteristik Majalah

Majalah media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah tetap dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri : penyajian lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, cover/sampul sebagai daya tarik.

c. Radio siaran

Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio adalah berada dimana saja, di tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai dan berbagai tempat lainnya. Radio merupakan teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termawuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.

Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.

Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an. Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio.

Sejak kemunculannya, radio sudah diyakini akan menjadi media informasi yang bersifat massal. Berkat kemajuan teknologi selama tahun-tahun sejak Marconi menemukan alat transmisi tanpa kabel di tahun 1895, radio dipandang sebagai pesaing utama tberlegram, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai temuan ilmiah. Radio dengan cepat memperoleh penggemar dan saat itu radio yang mmapu menangkap siaran dari berbagai tempat merupakan status simbol tersendiri.

Radio memiliki sisi positif dibandingkan bentuk media massa yang lain sehingga ia tetap diminati khalayak meskipun harus hidup di tengah-tengah persaingan dengan bentuk media massa yang lain. Radio terbatu oleh penemuan transistor yang membuatnya jauh lebih ringkas. Kecenderungnya adalah jangkauan siaran radio yang sempit. Hal ini mengakibatkan radio hanya mampu melayani suatu wilayah kecil saja. Jaringan radio yang menyiarkan hal yang sama di banyak tempat sekaligus pada era 1930-an hingga 1940-an begitu popular. Lebih dari itu, banyak radio yang membidik hanya sebagian khalayak saja, bukan seluruh khalayak. Seperti halnya yang dilakukan oleh majalah. Dengan cara seperti ini, radio dapat meraih keuntungan. Namun, di kota-kota besarnyang persaingannya begitu ketat, semua radio harus bekerja keras agar dapat bertahan.



Sejarah Radio di Indonesia

Zaman Belanda. Siaran pertama di Indonesia ialah Bataviase Radio Siaran Vreniging (BRV) di Batavia yang resminya pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda dan berstatus swasta, kemudian berdirilah radio di daerah karena mendapat bantuan dari Hindia Belanda.

Zaman Jepang. Radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, merupakan pusat radio yang berkedudukan di Jakarta. Namun beberapa pemuda secara sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada Jepang telah menyerah kepada sekutu.

Zaman Kemerdekaan. Ketika proklamasi tidak dapat disiarkan melalui siaran radio, karena masih dikuasai oleh Jepang. Baru pada tanggal 18 Agustus naskah proklamasi dapat didengar di seluruh tanah air. Tanggal 11 September dibentuk sebuah organisasi radio siaran (RRI).

Zaman Orde baru. Peran dan fungsi radio ditingkatkan selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Selanjutnya, stasiun RRI regional juga membantu menginformasikan program-program pemerintah, seperti Keluarga Berencana, kebersihan lingkungan, imunisasi ibu hamil dan balita.



Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate

Surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifith estate. Karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, disamping empat fungsi lain yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran adalah daya langsung, daya tembus dan daya tarik.



Karakteristik Radio Siaran

Pada Radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio siaran style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup : Imanjinatif, Auditori, Akrab, Gaya Percakapan.







d. Televisi

Televisi merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh dunia dan sampai sekarang masih terus berkembang. Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis terutama melalui pertumbuhan televisi kabel.



Sejarah Televisi

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

Televisi merupakan perkembangan baru setelah radio yang ditemukan dengan karakternya yang spesifik, yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain sebuah alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.



Siaran Televisi di Indonesia

Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan berlangsungnya pembukaan pesta olah raga Asean Games di Senayan. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah, pada tanggal 16 Agustus 1976 diresmikan penggunaan satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa B, Palapa B-2, Palapa B2R dan Palapa B-4 yang diluncurkan tahun 1992. Televisi siaran dan radio siaran, serta media lainnya berperan saling mengisi. Televisi siaran menggeser radio siaran mungkin dalam hal porsi iklan.

Faktor yang perlu diperhatikan adalah pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian.

Saat ini, puluhan saluran televisi tersedia dan dapat dipilih sekehendak hati. Industri pertelevisian saling bersaing untuk menyajikan acara-acaranya yang terbaik agar dapat ditonton oleh masyarakat. Semua tentu dilandasi oleh alasan bisnis. Sebagian besar, stasiun televisi banyak dikelola oleh swasta komersial, tetapi beberapa diantaranya juga merupakan stasiun televisi nonkomersial. Stasiun televisi nonkomersial ini bertujuan untuk kepentingan masyarakat. Di Indonesia, contohnya adalah TVRI atau Televisi Republik Indonesia yang banyak menyiarkan berita dan dunia pendidikan.



Fungsi Televisi

Memberikan informasi, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.



Karakteristik Televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indera yang mendapat stimulus, namun pada televisi, indera yang bereaksi lebih banyak yaitu : audiovisual, berpikir dalam gambar, pengoperasian lebih kompleks.



e. Film

Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.



Sejarah Film

  • tahun 1250, ditemukan sebuah kamera bernama OBSCURA.

  • tahun 1250-1895, disebut dengan masa pra sejarah film karena itu merupakan masa dimana terdapat penemuan baru yg disebabkan obsesi besar orang Eropa.
    contoh: terciptanya sebuah alat yang bisa merekam gerak (yang hingga kini digunakan untuk membuat sebuah film)

  • tahun 1895, dikenal sebagai tahun dimana awal adanya sebuah sinema. Pada tanggal 28 Desember 1895, lumiere bersaudara (frere) yaitu Louis dan Auguste mempertunjukan cinematograph untuk pertama kalinya kpd masyarakat paris di sebuah cafe hanya dengan membayar 1 franc. jd hingga saat ini hal itulah yang dianggap menjadi hari dimana sebuah sinema itu ada.



Perfilman di Indonesia

Film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada saat perang Asia Timur Raya di penghujung tahun 1941, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada pemerintah Jepang. Jepang telah memanfaatkan film untuk media informasi dan propaganda. Setelah proklamasi kemerdekaan, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 6 Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia atau BFI bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta. BFI bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang pada akhirnya berganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional.



Fungsi Film

Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.



Karakteristik Film

Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis



Jenis-jenis Film

Bagi seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun.

2. Media massa modern

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:

1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)

2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual

3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu

4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam

5. Penerima yang menentukan waktu interaksi



Komputer dan Internet

Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.

Industri media komputer memiliki beberapa bidang utama, antara lain: pabrik perangkat keras komputer, perangkar lunak komputer. Content provider adalah yang mengembangkan isi dan database yang didistribusikan melalui jaringan komputer. Bagian dari perangkat lunak komputer terdapat pula Internet Service Provider (ISPs), yakni perusahaan yang menjual akses internet.

Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Saat ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Internet unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas, berbagai orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya. Internet menyebabkan begitu banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok.

Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian. Hal yang membedakan internet (dan jaringan global lainnya) dari teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Ada alasan yang bagus mengenai jurnalisme yang baik, yaitu informasinya harus menarik, tepat waktu, dan cepat.


Telepon selular ??????????????

DAFTAR PUSTAKA

Firman. Januari 2009. Komunikasi Massa, (Online), (http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/bentuk-bentuk-media-massa.html, diakses tanggal 6 September 2009 pukul 11.18 WIB)


Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


William L. Rivers. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media.

2009. Media Massa, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_kabar, diakses tanggal 6 September 2009 pukul 11.13 WIB).


12 Januari 2009. Bentuk-bentuk Media Massa, (Online), (http://oliviadwiayu.wordpress.com, diakses tanggal 6 September 2009 pukul 11.15 WIB).


1 komentar:

Anonim mengatakan...

THX KK, artikelnya sangat membantu...
:toss

Searching