Senin, 16 November 2009

TA MENYIMAK KRITIS

MENGOPTIMALKAN
KERETA API


Disusun Untuk Memenuhu Tugas Akhir Mata Kuliah Menyimak Kritis
Dibimbing Oleh Bapak Imam Mahfud









Oleh:
Adiel Kundhara
306212403140
Off. C


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Desember, 2006


A.Kerangaka Isi Simakan
Mengoptimalkan Angkutan Kereta Api

1.Alasan masyarakat memilih naik kereta api
1.1Tarif murah dan meriah
1.2Penumpang merupakan kalangan menengah kebawah
1.3Kereta api umumnya berjubel dan baunya tak sedap
1.4Terhindar dari polusi
1.5Tarif kereta api sesuai dengan penghasilan mayoritas
2. Kendala yang dihadapi perusahaan kereta api dalam meningkatkan pelayanan
2.1 Kereta api kelas 1 tidak mampu menutupi kerugian dari pengoperasian dari
Kereta api
2.2Kereta api yang pengoperasiannya masih dibantu oleh pemerintah
2.2.1Kereta api Shinkansen (Jepang)
2.2.2Kereta api TGV (Prancis)
2.3Rel kereta api harus dirawat dengan extra karena makin cepat dan berat maka daya rusak sarana makin tinggi
2.4Makin cepat kereta api kemungkinan kecelakaan makin tinggi
2.5Peralatan rem kereta api harus sesuai dengan kecepatannya
2.6Jalur, sistem sinyal, telekomunikasi, dan masinis sendiri menuntut persyaratan yang prima
2.7Kereta api Shinkansen (Jepang) yang tarifnya sangat tinggi, pendapatan dari penjualan karcis masih belum dapat menutupi biaya kereta api yang tinggi
3. Perusahaan sampingan kereta api
3.1 Perusahaan sampingan kereta api Shinkansen seperti real estate, perhotelan, perkantoran, pengelolaan daerah wisata cukup berhasil
3.2 Perumka membuat usaha patungan dengan Bukaka dengan membuat telescope gangway
3.3 Perumka sangat bertummpu pada bisnis utamanya yaitu mengoperasikan kereta api
3.4 Selama 4 tahun terakhir pendapatan Perumka meningkat dengan sangat baik













































B. Ikthisar Simakan
IKTHISAR
Mengoptimalkan Angkutan Kereta Api

Angkutan kereta api dikonotasikan sebagai angkutan umum yang murah meriah. Penumpang kereta api pun biasanya berasal dari kelas mengengah bawah. Kesan kereta api secara umum adalah berjubel dan baunya tak sedap. Terkecuali kereta api tertentu seperti kereta api Parahyangan atau Mutiara. Bagi jutaan orang diluar sana kereta api bukan merupakan suatu pilihan tapi merupakan suatu keharusan karena angkutan ini dilihat sebagai angkutan yang murah, terhindar dari polusi, dan sesuai dengan penghasilan masyarakat mayoritas. Dalam meningkatkan mutu pelayanan kendala yang dihadapi tidaklah mudah.
Kereta api kelas 1 dengan kecepatan tinggi dianggap mampu menutupi kerugian dari pengoperasian kereta api kelas murah namun pada kenyataanya tidak demikian. Kereta api Shinkansen yang ada di Jepang dan kereta api TGP dan Shinkansen makin tinggi pula tingkat teknologi dan tingkat keselamatannya. Rel kerete api juga harus mendapat perawatan extra sebab semakin cepat dan berat kereta api maka daya rusak sarana juga makin tinggi. Faktor keselamatan juga harus dapat dipenuhi karena makin cepat laju kereta api maka kemungkinan celaka juga semakin tinggi. Peralatan kereta api juga harus sesuai sebagai contoh, rem kereta api Parahyangan tidak layak dipakai oleh kerete api TGP yang mampu melaju dengan kecepatan 300 km/jam. Jalur, sistem sinyal, telekomunikasi, dfan masinis sendiri juga menuntut persyaratan yang prima. Kereta api Shinkansen Jepang yang tidak pernah kosong penumpang, dan tarifnya sama dengan tarif pesawat terbang, ternyata masih saja mengalami kerugian. Pendapatan yang diperoleh dari pennjualan karcis tidak dapat menutupi biaya pengoperasian kereta api yang tinggi. Namun, bisnis sampingan perusahaan kereta api Jepang dapat dikatakan sangat beruntung seperti bisnis real estate, perhotelan, perkantoran, dan pengelolaan daerah wisata berhasil dengan baik. Sama seperti Pelni yang mendapatkan untung tinggi dari pengoperasian RS petang buran.
Usaha sampingan Perumka juga juga ada, tapi sangat kecil sebagai contoh, usaha patungan dengan Bukaka dengan membuat Telescope Gangway. Namun, bagaimanapun Perumka sangat bertumpu pada bisnis utamanya yaitu mengopersikan kereta api yang kini sebagian usahanya akan diserahkan pada pihak swasta. Selama 4 tahun terakhir ini pendapatan Perumka telah meningkat dengan sangat baik. Kereta api memang dapat diandalkan namun, pelayanan Perumka masih jauh dari memuaskan. Hal itu dapat dapat dilihat dari segi kenyamananm, keandalan, ketepatan waktu, angkutan penunjang, dan juga keselamatan. Upaya perbaikan oleh kelompok kerja antar departemen misalnya sistem angkutan masa di Jabotabek.
Catatan kecelakaan kereta api juga makin bertambah banyak dan korbannya paling banyak dari golongan berpendapatan menengah kebawah. 80% sebab kecelakaan tersebut disebabkan oleh manusia baik dari faktor internal maupun faktor external, baik di Indonesia maupun di luar negeri sebagai contoh petaka Bintaro. Kurang disiplinnya aparat terbawah penyedia jasa kereta api dapat dilacak sumbernya pada tingkat atas bahkan sampai tingkat pusat.
Kereta api adalah lambang angkutan yang melambangkan kebersamaan. Interaksi timbal balik antar penyedia jasa dan pemakai jasa perlu diperkuat. Prinsip yang tepat dari pihak penyedia jasa adalah QCD (Quality Cost Delevery). Quality (kualitas) dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan, kenyamanan, daya tampung yang saat ini masih terbatas. Cost (biaya) dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengabaikan keselamatan penumpang. Delevery dengan cara memperbanyak frekuensi pemberangkatan kereta api. Untuk luar kota jalur ganda atau pantura harus direalisasikan agar kebutuhan angkutan pada hari raya dan liburan dapat terpenuhi. Selain itu juga menghindari kecelakaan kereta api kelas ekonomi yang sering disalahkan dalam memanfaarkan rel yang berakibat keterlambatan jadwal atau bahkan kecelakaan.
Masyarakat sebagai pemakai jasa juga perlu turut menjaga kereta api. Pemakai jasa dapat ikut menjaga kebersihan, menghindari pembelian tiket kereta api dari calo, naik kereta api tanpa bayar, menghindari pungli (pungutan liar), membuang sampah pada tempatnya, mencorat-coret kereta api, dan juga duduk di atap kereta api. Kereta api dapat menjadi sarana transportasi kebanggaan kita dengan selalu menjaga fasilitas dan kualitasnyna.
C. Problematika

1.Pertanyaan : Mengapa perusahaan kereta api masih mengalami kerugian?
Jawaban dan alasan : Karena banyak sekali pengguna jasa kereta api yang tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak Perumka sebagai pengelola jasa.
Contoh : Masih banyak para pengguna jasa kereta api yang masih menggunakan jasa calo.
Ilustrasi : Fuat adalah seorang pedagang yang berjualan barang dagangannya di Malang,sedangkan rumahnya berada di kepanjen. Tiap hari Ia menggunakan sarana transportasi kereta api tetapi ia tidak pernah membeli tiket di loket yang telah disediakan oleh pihak perumka, ia lebih memilih menggunakan jasa calo guna menghindari antrian yang panjang.
Solusi : Pada tiap stasiun kereta api hendaknya diberi petugas khusus yang bertugas untuk memeriksa karcis.
Kesimpulan : Faktor yang menyebabkan pihak Perumka masih mengalami kerugian salah satunya adalah masing kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh Perumka. Misalnya, masih banyak pengguna jasa kereta api yang memakai jasa calo, padahal bila dibandingkan dengan harga aslinya, jasa calo lebih mahal.

2.Pertanyaan : Mengapa perusahaan kereta api di Indonesia masih jauh dibanding dengan luar negeri?
Jawaban : Teknologi di Indonesia masih jauh bila dibandingkan dengan negara lain.
Alasan : Karena kurangnya perhatiaan dari pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Hal ini berpengaruh pada kemajuan teknologi kita, sehingga kita hanya menggandalkan teknologi yang telah ada atau kita hanya berharap pada negara-negara lain yang menciptakan teknologi yang lebih canggih lagi tanpa kita membuatnya sendiri.
Contoh : Di Jepang sudah menggunakan kereta api dengan kecepatan 300 km/jam, sedangkan di Indonesia menggunakan kereta api yang tidak layak pakai.
Ilustrasi : Suatu hari Salam pergi ke negara Jepang untuk melakukan study banding dengan mahasiswa negeri matahari tersebut. Setelah turun dari airport ia melanjutkan perjalannya menuju Hiroshima dengan kereta api. Salam terkejut ketika ia naik kereta shinkansen, menurut dia kereta api shinkansen sangat berbeda dengan kereta api yang biasa ia tumpangi. dilihat dari kecepatan sudah tampak perbadaannya kereta api shinkansen dapat melaju 300 km/jam sedangkan kereta di indonesia rata-rata melaju dengan kecepatan 150 km/jam.
Solusi : Pemerintah hendaknya mengoptimalkan sumber daya manusia agar teknologi di negara kita dapat mengalami kemajuan. Caranya dengan memberikan pengetahuan tentang tekhnologi yang lebih pada mereka terutama yang sedang duduk di bangku sekolah. Agar kelak mampu menciptakan kereta api yang lebih canggih lagi daripada kereta api shinkansen buatan negara Jepang..
Kesimpulan : Tekhnologi di Indonesia sangatlah tertinggal jauh daripada negara-negara lain terutama pada sektor alat transportasi yaitu kereta api. Ini dikarenakan sumber daya manusia yang sangat rendah. Kita hanya mengandalkan kereta api yang sudah ada tanpa kita menciptakan kereta api yang lebih canggih lagi.
3. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan masyarakat lebih memilih memakai jasa kereta api?
Jawaban : Karena tarif kereta api sangatlah murah dan dapat memuat penumpang yang banyak.
Alasan : Karena pihak Perumka mampu mengakomodasikan mobilitas dari pendapatan masyarakat menengah kebawah. Sehingga tarif yang ditetapkan lebih murah dari alat transportasi yang lain.
Contoh : Pada saat ini masyarakat Indonesia khususnya di pulau jawa dan sumatera lebih memilih kereta api dibandingkan bus.
Ilustrasi : Pada saat libur lebaran Arif ingin melaksanakan sholat Idul Fitri di kampung halamannya. Ia memilih melakukan perjalannya dengan angkutan kereta api karena tarifnya yang sesuai dengan seorang pelajar. Malang-Surabaya hanya dikenakan karcis 5000 Rupiah. Sedangkan jika ia naik bus ia harus merogoh sakunya sebesar 15.000 Rupiah.
Kesimpulan : Kereta api adalah sarana transportasi yang disukai oleh masyarakat karena selain harga karcisnya lebih murah daripada angkutan yang lain. Karena pihak Perumka memperhatikan juga penghasilan setiap orang yang melakukan perjalanannya sebagian besar adalah mereka yang berpendapatan menengah kebawah.

4.Pertanyaan : Apa yang menyebabkan perusahaan kereta api jepang tetap mampu bertahan walaupun dilihat dari penjualan karcisnya saja masih mengalami kerugian?
Jawaban : Karena perusahaan kereta api di Jepang bukan hanya bertumpu pada hasil dari pungutan biaya karcis saja melainkan Perusahaan Jepang mempunyai bisnis sampingan.
Alasan : Apabila hanya bertumpu pada pungutan karcis saja perusahaan kereta api di jepang pasti akan mengalami kerugian dikarenakan pendapatannya lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang telah digunakan untuk pengoperasiaannya.
Contoh : Perusahaan kereta api di negara Jepang juga mempunyai real estate, perhotelan, perkantoran, dan pengelolaan daerah wisata yang dapat dijadikan bisnis sampingan.
Ilustrasi : Setelah melakukan perjalanan menggunakan kereta api shinkansen, Doni beristirahat di sebuah hotel yang tidak jauh dengan stasiun terakhir di pusat kota Tokyo. Ternyata hotel tersebut milik perusahaan kereta api di Jepang. Hotel itu sangat mewah dan di hotel tersebut sangat penuh para wisatawan yang beristirahat setelah lelah melakukan perjalanan tiap harinya. Pendapatan per harinya saja mencapai 50 juta tiap harinya.
Solusi : Program ini patut di contoh oleh perusahaan kereta api di Indonesia supaya tidak mengandalkan hasil dari pungutan karcis saja.
Kesimpulan : Apabila setiap perusahaan kereta api hanya berharap pada hasil pungutan karcis tentu perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Perlu adanya bisnis sampingan seperti yang sudah diterapkan di negara Jepang misalnya real estate, perhotelan, perkantoran, dan pengelolaan daerah wisata untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
5.Pertanyaan : Faktor apa yang menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan kereta api?
Jawaban : Kelalaian para petugas baik di stasiun maupun di pos-pos penyebarangan rel kereta api.
Alasan : Kedisiplinan merupakan tanggung jawab yang sangat besar karena apabila kita lalai dalam tugas kita nyawa beribu-ribu orang dapat terancam keselamatannya.
Contoh : Petugas lupa menutup palang saat kereta api melintasi di pemukiman penduduk.
Ilustrasi : Mbah Darmo adalah seorang yang bertugas sebagai penjaga pos penyebrangan di desa Sumberwader. Suatu saat mbah Darmo tertidur ketika ada kereta api Matarmaja melintas di daerah tersebut. Kereta api tersebut menabrak sebuah mobil Honda Jazz yang mengakibatkan seluruh penumpang di mobil tersebut tewas seketika. Karena kelalaian tersebut mbah Darmo di pecat dari pekerjaannya.
Solusi : Kita harus disiplin dalam bekerja jika kita bekerja sebagai petugas penjaga di stasiun atau di pos penyeberangan. Apabila kita lalai sedikitpun puluhan orang dapat terenggut nyawanya.
Kesimpulan : Faktor yang menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan kereta api diantaranya adalah kelalaian petugas dalam bekerja. Oleh karena itu, diperlukannya kedisiplinan yang tinggi supaya tidak ada lagi peristiwa kecelakaan kereta api di Indonesia yang sudah menewaskan beribu-ribu puluhan jiwa.

6. Pertanyaan : Baimanakah usaha perbaikan jasa kereta api oleh pihak pengelola jasa?
Jawaban : secara global alat transportasi kereta api perlu melakukan pembenahan. Pihak pengelola jasa perlu melakukan kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Alasan : Hal ini dikarenakan kereta api itu sendiri adalah alat transportasi yang paling murah. Itupun tidak diimbangi dengan pelayanan yang balance. Selain hal tersebut Karena pendapatan yang didapat oleh pihak Perumka yang sangat minim menyebabkan pengelolaan jasa tersebut menjadi terkesan apa adanya.
Contoh : Sarana serta prasarana yang dapat dikatakan minim serta masih membutuhkan pembenahan seharusnya segera direspon oleh pengelola jasa baik yang dapat berkerja sama dengan pemerintah.
Ilustrasi : Kereta Api Gajayana yang biasannya melakukan trayek Malang-Jakarta dulunya kurang mendapat perhatian dari pengelola jasa sekarang sudah berubah kenyaman, keamanan dan ketepatan waktu mereka prioritaskan, karena dampak dari berjalannya kereta api ini sangatlah menguntungkan. Pihak pengelola jasa juga mampu menggandeng pemerintah DPRD kota malang dalam pembiayaan pengoperasiaan kereta api tersebut.
Solusi : pelayanan pada kereta api dapat memuaskan para penumpang jika pengelola jasa selain merangkul pemerintah juga bekerja sama dengan pihak swasta lainnya.
Kesimpulan : Banyak metode yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa layanan Kereta Api, baik dari segi intern maupun segi ekstern. Di segi intern dengan perbaikan dan peningkatan pelayanan jasa itu sendiri sedangkan segi ekstern dapat dilakukan dengan melakukan hubungan kerja dengan pemerintah dan juga pihak swasta.

7. Pertanyaan : Apa yang harus dilakukan masyarakat sebagai pemakai jasa agar dapat membantu kelancaran pihak Perumka?
Jawaban : Pemakai jasa dapat ikut menjaga kebersihan, menghindari pembelian tiket dari calo, naik kereta api tanpa bayar, dan juga duduk di atap kereta api.
Alasan : Kita juga harus ikut menjaga kebersihan karena itu merupakan tanggung jawab kita bersama sebab kereta api merupakan sarana umum. Selain itu kita harus membeli karcis di loket yang telah disediakan oleh pihak penyedia jasa jika kita membeli karcis lewat calo secara otomatis kita telah menghancurkan teknologi kita, sebab akan berdampak pada pengelolaan dan perkembangan kereta api tersebut.
Contoh : Membeli tiket di tempat yang telah disediakan oleh pihak pengelola jasa.
Ilustrasi : Rendra seorang pelajar SMA Diponegoro Blitar mau membeli buku di Malang, setelah sampai di stasiun banyak sekali calo yang menawarkan jasa kepadanya, tapi karena ia adalah seorang pelajar maka ia menolak tawaran dari para calo kemudian ia membeli tiket di loket resmi.
Kesimpulan : Masyarakat sebagai pemakai jasa agar dapat membantu kelancaran pihak pihak Perumka dengan cara ikut menjaga kebersihan, menghindari pembelian tiket dari calo, naik kereta api tanpa bayar, dan juga duduk di atap kereta api. Karena sarana angkutan kereta api juga merupakan tanggung jawab kita bersama.
D. Kesimpulan Problematika

Kereta api adalah sarana transportasi yang disukai oleh masyarakat karena selain harga karcisnya lebih murah daripada angkutan yang lain. Karena pihak Perumka memperhatikan juga penghasilan setiap orang yang melakukan perjalanannya sebagian besar adalah mereka yang berpendapatan menengah kebawah.
Faktor yang menyebabkan pihak Perumka masih mengalami kerugian salah satunya adalah masing kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh Perumka. Misalnya, masih banyak pengguna jasa kereta api yang memakai jasa calo, padahal bila dibandingkan dengan harga aslinya, jasa calo lebih mahal.
Apabila setiap perusahaan kereta api hanya berharap pada hasil pungutan karcis tentu perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Perlu adanya bisnis sampingan seperti yang sudah diterapkan di negara Jepang misalnya real estate, perhotelan, perkantoran, dan pengelolaan daerah wisata untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Pengelola jasa juga dapat merangkul pihak swasta dan pemerintah untuk membiayai pengelolaan dan pengoperasiaan kereta api.
Selain sektor pendapatan yang perlu diperhatikan oleh pihak penyedia jasa, masalah keamanan dan keselamatan para penumpang juga harus diperhatikan karena dari tahun ke tahun tingkat kecelakaan kereta api semakin tinggi. Hal itu disebabkan oleh kelalaian petugas dalam bekerja. Oleh karena itu, diperlukannya petugas yang memiliki kedisiplinan yang tinggi supaya tidak ada lagi peristiwa kecelakaan kereta api di Indonesia yang sudah menewaskan beribu-ribu puluhan jiwa.







E. Kerangka Skemata
Mengoptimalkan Sarana Kereta Api

1. Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga.
1.1Kereta api bisa dijalankan secara otomatis.
1.2Bisa dirangkai dengan kendaraan lainnya.
1.3Kereta api terdiri dari lokomotif dan gerbong.
1.4Ukuran gerbong Kereta api relative luas dan bisa menampung penumpang dalam jumlah banyak.
2. Kereta api memiliki kecepatan yang sangat tinggi.
2.1 Kereta api dapat melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi dan jauh lebih cepat dari mobil.
2.2. Kereta api tidak pernah mengalami masalah dengan kemacatan.
2.3. Tidak membutuhkan waktu cek masuk yang lama .
3. Kereta api dianggap sebagai angkutan mudik yang murah dan aman..
3.1 Pemudik yang berpenghasilan menengah kebawah dapat memanfaatkan kereta api kelas ekonomi pada saat kembali ke Jakarta.
3.2 Dengan uang yang pas-pasan para penumpang tetap bisa menaiki kereta api.
3.3 Seringkali para kondekturnya tidak bisa melakukan pemeriksaan tiket.
3.4 Dengan hanya membawa uang Rp. 50.000 orang bisa naik kereta api Argo Anggrek atau Argo Mulia.
4. Kereta api merupakan alat transportasi paling aman di dunia.
4.1 Penumpang Shinkansen di Negara Jepang tidak pernah mengalami luka-luka ataupun kematian pada saat menaiki pada saat menaiki kereta api jenis Shinkansen.
4.2 Sementara kendaraan lainnya sudah pernah mengalami kecelakaan-kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.
5. Menteri perhubungan ingin kereta api benar-benar bisa dikembangkan menjadi alat transportasi missal unggulan di Indonesia.
5.1 Membentuk Direktorat Jendral Perkeretaapian.
5.2 Merevisi UU transportasi.
6. Visi dan misi pemerintah dalam penanganan perkeretaapian Indonesia.
6.1 Visi
6.1.1 mewujudkan pelayanan angkutan penumpang dan barang secara missal yang memiliki nilai tambah.
6.1.2 Berdaya asing.
6.1.3 Handal.
6.1.4 Aman.
6.1.5 Selamat.
6.1.6 Terpecaya.
6.1.7 Terjangkau.
6.2 Misi
6.2.1 Meningkatkan peran kereta api sebagai angkutan public
6.2.2 Meningkatkan peran kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal, baik untuk barang maupun penumpang.
6.2.3 Meningkatkan kereta api sebagai pelopor terciptanya angkutan terpadu.
7. Rencana pembangunan perkeretaapian.
7.1 Membuat kereta api super cepat di Jawa.
7.2 Sektor swasta masuk di area bisnis perkeretaapian akan memungkinkan perkembangan pembangunan perkeretaapian.
7.2.1 Aceh.
7.2.2 Kalimantan.
7.2.3 Bengkulu.
8. Revisi UU transportasi ini merupakan anti sipasi global
8.1 Desentralisasi.
8.2 Perkembangan teknologi.
8.3 Privatisasi.
8.4 Globalisasi.
8.5 Anti monopoli.
8.6 Munculnya paradigma baru.
9. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
9.1 Keselamatan menjadi hal yang utama.
9.2 Pelayanan secara optimal tapi mendapat profit.













F. Ikhtisar Skemata
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Di sisi lain, kereta api masih dianggap sebagai alat angkut manusia yang paling aman dibandingkan dengan alat angkut darat lain dalam perbandingan jumlah penumpang yang diangkut dan jumlah kecelakaan. Satu kali berangkat, KA kelas ekonomi Pasar Senen-Lempuyangan, misalnya, bisa diangkut 2.000 penumpang, yang kalau dipindahkan ke bus antarkota dengan kapasitas 60 orang harus disediakan lebih dari 33 buah bus.
Dilihat dari segi rel, Kereta api terbagi menjadi dua bagian. Pertama, Kereta api rel konvensional adalah jenis kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi. Kedua, Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
Pada tahun ini Menteri Perhubungan Ir Hatta Rajasa menginginkan kereta api benar-benar bisa dikembangkan menjadi alat transportasi massal unggulan di Indonesia. Guna mendukung terwujudnya keinginan itu, dibentuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Departemen Perhubungan. Dephub juga telah mengajukan revisi UU Transportasi yang memungkinkan pihak swasta dan pemerintah daerah masuk dalam bisnis perkeretaapian.
Pemerintah mempunyai visi dalam penanga-nan perkeretaapian Indonesia itu adalah mewujudkan pelayanan angkutan penumpang dan barang secara massal yang memiliki nilai tambah, berdaya saing, handal, aman, selamat, terpercaya serta terjangkau. Sedangkan misinya adalah: (1) Meningkatkan peran kereta api sebagai angkutan publik; (2) Meningkatkan peran kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal, baik untuk barang maupun penumpang; (3) Meningkatkan kereta api sebagai pelopor terciptanya angkutan terpadu.
Salah satu rencana pembangun-an perkeretaapian yang digariskan dalam program Departemen Perhu-bungan adalah KA super cepat di Jawa antara lain Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bandung. Pembangun-annya diperkirakan membutuh dana US$ 6,14 miliar. Menurut Menhub, saat ini sudah ada tiga investor dari Perancis, Jerman dan China mengajukan proporsalnya kepada Dephub. Dengan KA super cepat Jakarta-Surabaya nan-ti akan bisa ditempuh dalam 3 jam. Namun, kata Hatta Rajasa, un-tuk merealisasikannya diperlukan rambu hukum yang jelas. Maka perlu penyesuaian termasuk perangkat hukum, yaitu revisi UU Perkeretaapian, yang bisa memung-kinkan masuknya sektor swasta di area bisnis jalan baja itu. Sehu-bungan dengan itu, pihaknya berharap revisi UU 13/92 tentang Perkeretaapian dapat diselesaikan secepatnya.
Revisi UU 13/92 akan membuka kesempatan pihak swasta masuk dalam bisnis perkeretaapian di tanah air. Hal ini juga akan memungkinkan perkembangan pembangunan perkeretaapian oleh swasta dan Pemda di berbagai daerah. Seperti Aceh, Kalimatan dan Bengkulu serta berbagai daerah lainnya, yang telah menga-jukan pembangunan KA, sebagai pewujudan dari otonomi daerah.
Menurut Hatta Rajasa, adanya revisi UU No 13 Tahun 1992 diharapkan semakin memacu Perkeretaapian Indonesia untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pengguna jasa, sekaligus menem-patkan keselamatan sebagai prioritas utama.
Menteri Perhubungan RI, Hatta Rajasa mengungkapkan, revisi UU transportasi, ini merupakan anti-sipasi global, sesuai perkembangan saat ini dan perkembangan di masa depan. Seperti adanya desentralisa-si, perkembangan teknologi, privat-isasi, globalisasi, anti monopoli dan munculnya paradigma baru.
Perubahan lingkungan global, khususnya kontribusi Departemen Perhubungan dalam lalu lintas perekonomian nasional yang tidak terpisahkan dari sistem perdagang-an global dan asas perdagangan bebas. Perlu mendorong peran swasta untuk ikut serta dalam penyelenggaraan pembangunan di Departemen Perhubungan, di antaranya sektor perkeretaapian.
Berbagai apresiasi, masukan, usulan, termasuk perhatian terhadap pasal-pasal UU Transpor-tasi itu, pada intinya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, birokrasi menghambat pelayanan. Maka, menurut Hatta, faktor keselamatan menjadi hal yang utama, diperhatikan dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Nantinya setelah UU transportasi direvisi, penyelenggara pelayanan publik diharapkan semakin baik. Jangan karena ingin profit sebesar-besarnya lalu mengabaikan pelayanan publik, ini kurang tepat. Bagaimana memberi pelayanan secara optimal tapi mendapat profit.

















G. Pengadaptasian

Setelah penulis membaca kembali isi wacana simakan dan isi wacana skemata yang penulis miliki dapat penulis simpulkan, bahwa diantara dua wacana tersebut ada beberapa hal yang menarik dan perlu diklasifikasikan untuk mengtahui makna apa saja yang terkandung di dalam isi wacana simakan dan juga isi wacana skemata yang penulis miliki, diantaranya adalah :
1.Perbedaan :
Pemerintah akan bersama-sama dengan pihak swasta masuk dalam bisnis pengelolaan perkeretaapian.
Pengadaan kereta api super cepat di Jawa, dengan kereta tersebut perjalanan Jakarta-Surabaya nanti akan bisa ditempuh dalam waktu 3 jam.
Pemerintah mulai mengoptimalkan jasa angkutan kereta api dengan merevisi UU perkeretaapian no 13/92.
Pengelola jasa lebih mengutamakan pelayanan daripada memperoleh profit yang besar.
Fasilitas yang diberikan oleh tiap kereta api.
Pihak pengelola jasa sudah mempunyai misi yaitu :
a.Meningkatkan peran kereta api sebagai angkutan publik.
b.Meningkatkan peran kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal, baik untuk barang maupun penumpang.
c.Meningkatkan kereta api sebagai pelopor terciptanya angkutan terpadu.

2.Persamaan :
Kereta api sebagai angkutan jasa transportasi yang cepat dan tidak mengalami kemacetan.
Tarif yang dipatok oleh pihak Perumka relatif murah sehingga dapat menjakau kalangan yang berpendapatan menengah kebawah.
Banyak terjadi kecelakaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Faktor keselamatan menjadi hal yang utama dari pihak penyedia jasa.
Terdapatnya praktek percaloan yang menyebabkan pengelola jasa mengalami kerugian.
Kereta api di Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kereta api di negara Jepang.
Kereta api adalah alat transportasi massal unggulan di Indonesia.

3.Kekurangan :
Kurang kepedulian para penumpang tentang kebersihan sehingga kondisi didalam kereta api sangatlah kumuh.
Keterlambatan waktu baik kedatangan maupun keberangkatan membuat penumpang berpikir ulang ketika mau melakukan perjalanan dengan kereta api.
Karena biaya atau tarif yang relatif lebih murah membuat tingkat kejahatan semakin tinggi misalnya pencopetan.
Banyaknya terjadi kecelakaan yang sudah menewaskan ribuan orang.
Pada hari tertentu kereta api sangat penuh, hal itu membuat para penumpang berdesak-desakan untuk memperoleh tempat duduk.
Ketika berjalan suara kereta api terlalu bising hal tersebut membuat para penumpang tidak dapat istirahat.
Fasilitas yang didapat sangatlah minim.

4.Kelebihan :
Kereta api merupakan alat transportasi yang ekonomis karena semua orang mampu membeli karcis yang tarifnya sangatlah murah.
Kereta api merupakan sarana transportasi yang cepat jika dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Tidak pernah mengalami kemacetan karena jadwal keberangkatan yang sudah ditata oleh pihak Perumka.
Daya tampung kereta api sangatlah banyak karena dalam hal ini Perumka menyiapkan beberapa gerbong untuk mengatasi lonjakan penumpang.
Cara pengoperasian otomatis tanpa dikendalikan pun kereta api sudah dapat berjalan sendiri.
5.Pengintegrasian :
Kereta api sering dikonotasikan sebagai angkutan kumuh dan berjubel tetapi sebenarnya tidak demikian.
Meskipun harga tiket murah tetapi jika tidak disertai pelayanan yang optimal tentunya kepercayaan penumpang akan kereta api akan menurun.
Kereta api merupakan bisa menjadi alat transportasi unggulan massal di Indonesia apabila Perumka lebih memperhatikan keamanan penumpang.
Pemerintah, pengelola jasa dan pemakai jasa dibutuhkan kerja sama agar kereta api menjadi sektor unggulan dibidang perhubungan.
Perihal keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama bagi Perumka.

6.Perspektifan :
Semoga dapat menjadi sektor unggulan dibidang perhubungan.
Pemerintah dan pihak swasta yang lainnya membantu pembiayaan pengoperasiaan kereta api.
Tidak terjadi lagi korban yang tewas akibat kecelakaan kereta api.
Adanya fasilitas yang lebih guna memuaskan para penumpang yang melakukan perjalanan dengan kereta api.
Reealisasi dibuatnya kereta api super cepat dapat segera terwujud.
Perumka mau mendengar masukan atau usulan dari para penumpang demi perkembangan kemajuan kereta api.










H. Kesimpulan Akhir

Di masa ini kereta api merupakan alat transportasi unggulan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kereta api dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari kalangan menengah atau kalangan bawah. Pihak penyedia jasa yang diprakasai oleh PT. Perumka memberikan beban tarif yang relatif murah untuk mengakomodasikan keinginan masyarakat. Selain biaya karcis yang murah penyedia jasa juga memberikan gerbong tambahan jika pada suatu hari ada lonjakan penumpang.
Bagi negara-negara berkembang, kereta api dapat djadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara, karena minat masyarakat yang cukup besar pada angkutan ini.Namun ada beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh pemerintah supaya kereta api di Indonesia ini bisa lebih maju, berkembang, memiliki teknologi yang canggih, dan juga modern, seoerti halnya kereta api milik negara asing, seperti Shinkansen di Jepang atau TGV di Prancis.
Namun, tak lepas dari itu, masih banyak yang kurang dalam perkembangan kereta api di Indonesia. Misalnya, kurangnya menjaga kebersihan karena masih terdapat kereta yang kotor, kumuh, berbau tak sedap, bahkan banyak sampahnya. Kalau hal ini tetap dibiarkan maka pihak pengelola akan mengalami kerugian. Sebab faktor tersebut dapat mengurangi minat dari penumpang untuk naik kereta api karena hal ini berhubungan dengan kenyamanan para penumpang. Jadi sebaiknya kita semua baik dari pihak pengelola maupaun maasyarakat sendiri harus berusaha memulai memperbaiki diri, dengan melestarikan dan menjaga kebersihan kereta api.
Untuk memperoleh kemajuan dari perkembangan kereta api di Indonesia pihak penyedia dapat berkaca dari kekurangan-kekurangan pada tahun lalu, misalnya sering terjadinya kecelakaan kereta api yang telah merenggut ribuan jiwa manusia, tingginya tingkat kejahatan yang terjadi didalam kereta api seperti pencopetan serta seringnya keterlambatan waktu baik kedatangan maupun keberangkatan kereta api membuat para penumpang berpikir ulang untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta api.

Supaya perkeretaapian di Indonesia berkembang pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Perhubungan melakukan langkah-langkah baru salah satunya yaitu merevisi UU transportasi yang memungkinkan pihak swasta dan pemerintah ikut campur dalam urusan pengelolaan kereta api.
Pada tahun ini pemerintah mempunyai visi dalam penanganan perkeretaapian Indonesia itu adalah mewujudkan pelayanan angkutan penumpang dan barang secara massal yang memiliki nilai tambah, berdaya saing, handal, aman, selamat, terpercaya serta terjangkau. Sedangkan misinya adalah: (1) Meningkatkan peran kereta api sebagai angkutan publik; (2) Meningkatkan peran kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal, baik untuk barang maupun penumpang; (3) Meningkatkan kereta api sebagai pelopor terciptanya angkutan terpadu, dengan demikian pemerintah memang menjadikan kereta api sebagai asset untuk menambah pendapatan negara. Semoga perindustrian kereta api terus berkembang dari tahun ke tahun.


Tidak ada komentar:

Searching