Sebelum kita mengetahui atau mengenal ilmu tata bahasa generatif-transformasi, kita lebih dahulu mengenal ilmubasaan Yunani-Latin. Ilmu ini berkembang pada akhir abad ke sembilan belas. Teori ini merupakan cikal-bakal lahirnya teori-teori yang baru dalam dunia linguistik. Ciri dari teori ini ialah Menyangka bahwa struktur bahasa alami secara jelas merupakan struktur system mantiki dan menyatakan bahwa bahasa alami mestinya dipelajari melalui sistem yang logis, mempunyai motif untuk menghilangkan keragu-raguan, kesamaran, dan istilah yang tidak tepat, serta tidak memperhatikan fakta-fakta kebasaan didunia ini, sehingga tidak bisa dipakai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kebasaan pada umumnya. Sedangkan apek yang terkandung yaitu menyuguhkan soal-soal universal kebasaan tanpa melalui pendekatan empiri kebasaan universil
Melihat banyaknya kekurangan pada teori Yunani-Latin, para ahli bahasa banyak yang menyempurnakan teori tersebut, hasil rumusan itu diberi nama teori bahasa strukturalisme atau biasa juga disebut dengan teori taksonomi. Secara konseptual teori ini menggambarkan bahasa secara garis, sebagai suatu kontinum tuturan. Konsep kerja pada teori ini ialah membagi uraian bahasa menjadi tingkatan-tingkatan keilmubasaan yang terpisah-pisah. Walaupun ini merupakan penyempurnaan pada teori sebelumnya, akan tetapi pada teori ini juga terdapat kelemahan yaitu secara garis besar Tidak dapat dipakai menguraikan kalimat bahasa dan menuliskan tatabahasa secara hemat dan sederhana
Noam Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure yang terbit tahun 1957 mengemukakan teori tata bahasa generatif transformasi (TGT). Teori tersebut merupakan suatu system hipotesa-hipotesa tentang ciri-ciri umum daripada bahasa manusia yang disajikan sebagai usaha untuk memperhitungkan sederetan fenomena kebasaan tertentu. Syarat yang paling penting pada teori gagasan Noam Chomsky ini adalah dinyatakan unsur bagian tiap kalimat, bagaimana hubungan unsur itu, bagaimana hubungan kalimat satu dengan lain. Dari syarat tersebut ia membagi lagi dalam substansi tingkatan kecukupan, suatu bahasa dikatakan memenuhi tingkatan kecukupan asalkan terdapat kecukupan observasi, kecukupan deskripsi, dan kecukupan eksplanasi.
Selain hal tersebut juga harus ditopang dengan unsur data ilmu bahasa tetaplah bahasa, kriteria uraian keilmubahasaan, komponen TGT Bahasa uraian TGT serta Aspek generatif (pembangkit). Aspek generatif itu mempunyai maksud memberikan uraian struktur kepada tiap kalimat yang dihasilkan untuk menyatakan penguasaan bahasa secara intuitif oleh pembicara bahasa dan untuk menyatakan secara eksplisit urutan gramatikal dan tidak ada urutan tidak gramatikal yang dibangkitkan.